Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan dari Forum Orang Tua Mahasiswa dan dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) menyambangi gedung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Jumat, 1 April 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka mengadukan persoalan di kampus itu dan menuntut pihak kementerian untuk terlibat menyelesaikan masalah yang terjadi dengan batas waktu selama sebulan atau hingga akhir bulan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB diwakili oleh Ali Nurdin, Baginda Siahaan, Zainul Mufti, serta didampingi dosen praktisi SBM ITB Agung Wicaksono.
Dalam pertemuan yang berlangsung pukul 17.00-18.30 WIB itu, mereka diterima Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Nizam, yang didampingi oleh Direktur Kelembagaan Pendidikan Tinggi Lukman, serta Pelaksana Tugas Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi Kiki Yuliati.
Dari siaran pers yang diterima Sabtu 2 April 2022, perwakilan orangtua Ali Nurdin menyampaikan bahwa permasalahan yang terjadi di SBM ITB belum selesai. Alasannya, walaupun perkuliahan sudah berjalan, tetapi kondisi status quo sebagaimana diatur dengan Peraturan Rektor Nomor 178B/2022 tidak sepenuhnya diterapkan dan hanya berlaku sampai dengan Juni 2022. “Itu pun terbatas hanya pada ketentuan mengenai renumerasi dosen,” ujarnya.
Sedangkan untuk pembiayaan pendidikan di SBM ITB masih sama dengan memberlakukan postur anggaran unifikasi, padahal keberadaan SBM ITB berbeda dengan fakultas atau sekolah lainnya di ITB. Misalnya pada alokasi dana operasional pemeliharaan yang mengharuskan 25 persen, sementara kebutuhannya hanya 3,7 persen.
Adapun untuk alokasi dana operasional pendidikan, alokasi anggarannya hanya 32 persen, sementara kebutuhannya 37 persen. Dampaknya beberapa program kegiatan menjadi hilang atau berkurang, seperti Program International Visiting Lecturer. Seiring berkurangnya anggaran, terjadi penurunan visiting professor, dari semula enam orang untuk long-visit masing-masing selama empat bulan menjadi empat orang. Sementara dari 11 orang short-visit berkurang menjadi tiga orang.
Selain itu, program pengembangan soft skill bagi mahasiswa S1 kelas International angkatan masuk 2019, mendapatkan dua kali pelatihan atau mentoring sebelum berangkat dan enam bulan setelah berada di luar negeri. Sedangkan untuk mahasiswa angkatan masuk 2020 dan 2021 tidak mendapatkan program pengembangan tersebut karena tidak ada anggarannya. Anggaran lain yang dicoret adalah program ekskursi ke masyarakat dalam bentuk menginap beberapa hari untuk mengenal dan berinteraksi dengan kehidupan masyarakat secara langsung.
Program mentoring oleh para pelaku bisnis pada 2021 bisa terlaksana dengan menghadirkan 60 orang mentor, namun pada 2022 nihil karena tidak ada anggaran. Pelaksanaan seminar series - entrepreneurial track, pada 2021 terlaksana 23 kali, sedangkan pada 2022 dipangkas menjadi enam kali.
Tidak hanya masalah anggaran dan kegiatan pendidikan yang berkurang, Ali Nurdin juga menyampaikan bahwa Tim Transisi yang dibentuk Rektor tidak sesuai dengan yang diharapkan. Alasannya karena tim itu hanya melibatkan tim Rektorat dan SBM ITB dalam kedudukan yang tidak sejajar serta tidak ada pihak yang netral.
“Sehingga hasilnya dikhawatirkan hanya searah tidak menyelesaikan permasalahan mutu pendidikan yang terjadi di SBM ITB,” katanya. Tim Transisi mereka anggap penting untuk menghasilkan kebijakan yang tetap menjaga mutu pendidikan di SBM ITB.
Ali menuntut agar Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai anggota ex-officio Majelis Wali Amanat ITB dapat melaksanakan fungsinya untuk terlibat dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di SBM dengan cara dengan membentuk Tim Penyelesaian Masalah atau Satuan Tugas dengan masa kerja satu bulan. Unsur timnya terdiri dari Majelis Wali Amanat, pihak Rektorat, SBM, dan orangtua mahasiswa.
Orang tua mendesak pemberlakuan status quo agar proses pendidikan di SBM ITB berjalan seperti sebelumnya. Apabila permasalahan tetap berlanjut yang berdampak pada berkurangnya mutu pendidikan, kata Ali, maka Forum Orang Tua akan meminta peran negara melalui pengadilan negeri untuk menyelesaikan permasalahan di SBM ITB.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.