Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Teknologi & Inovasi

Misi Chang'e 6 Cina Mendarat Mulus di Sisi Gelap Bulan, Ini Misi yang Diemban

Cina kembali mendarat di Bulan lewat misi Chang'e 6. Kedua kalinya turun di sisi Bulan yang jauh dari Bumi. Negara pertama yang melakukannya.

3 Juni 2024 | 21.52 WIB

Moon lander Chang'e 6 dari Cina mendarat di Bulan. Xinhuanews
Perbesar
Moon lander Chang'e 6 dari Cina mendarat di Bulan. Xinhuanews

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Cina telah mendarat di sisi jauh Bulan yang misterius--untuk yang kedua kalinya. Misi wahana robotik Chang'e 6 touched down di dasar Kawah Apollo, di dalam cekungan raksasa Aitken di Kutub Selatan, pada Minggu pagi waktu Beijing. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Wahana berhasil mendarat di area yang sudah ditentukan sebelumnya," bunyi pernyataan dari Badan Antariksa Nasional Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cina kini memiliki dua pendaratan di sisi jauh Bulan, yakni Chang'e 6 saat ini dan Chang'e 4 pada Januari 2019 lalu. Tidak ada negara lain yang pernah melakukannya meski hanya satu kali.

Dan, Chang'e 6 masih berpotensi membuat sejarah baru untuk Cina yang lebih lagi. Jika semua berjalan sesuai rencana, misi kali ini bertujuan menyerok sampel tanah dan mengirimnya ke Bumi, memberikan kesempatan menghadirkan material dari sisi jauh Bulan ke depan mata para peneliti secara langsung untuk pertama kalinya.

"Misi Chang'e 6 ini melibatkan banyak inovasi teknik rekayasa, risiko tinggi, tingkat kesulitan yang sangat besar," kata Badan Antariksa Nasional Cina. 

Seluruh misi ke Bulan sebelum Chang'e 4 mengincar sisi Bulan yang dekat dari Bumi, terutama karena area ini lebih mudah dieksplorasi. Sebagai contoh, lebih mudah berkomunikasi dengan wahana robotik yang beroperasi di sisi Bulan yang dekat dari Bumi.  

Untuk bisa melakukan komunikasi itu di sisi Bulan yang jauh dari Bumi, umumnya butuh orbiter relay khusus. Untuk kebutuhan ini, Cina sudah lebih dulu meluncurkannya sebelum misi Chang'e 4 dan 6. Satelit relay Bulan terbaru Cina, yakni Queqiao-2, telah membantu Chang'e 6 mendarat pada Mingu pagi lalu.

Chang'e 6 tiba di orbit Bulan sekitar empat hari setelah meluncur dari Bumi. Dia justru lebih lama berada di orbit Bulan--beberapa pekan--untuk mempersiapkan pendaratan. Chang'e 6 akhirnya turun mulus ke Kawah Apollo, meninggalkan wahana pengorbit, dengan modul re-entry ke Bumi yang ada padanya, terus mengelilingi Bulan.

Wahana pendarat rencananya akan tinggal di Bulan selama beberapa hari mempelajari sekelilingnya dan mengumpulkan sekitar dua kilogram batuan dan debu. Sebagian akan diseroknya di permukaan dan sebagian hasil menggali ke kedalaman dua meter menggunakan alat bor yang dibawanya. 

Chang'e 6 juga membawa robot penjelajah mungil dan mengemban misi aneka eksperimen ilmiah di dalam wahana pendarat. 

Sampel kemudian diluncurkan ke orbit Bulan menggunakan roket yang ikut turun bersama wahana pendarat pada Minggu pagi lalu. Kontainer berisi sampel lalu bergabung dengan wahana pengorbit untuk dibawa pulang ke Bumi. Jadwalnya mendarat menggunakan parasut pada 25 Juni.

Para ilmuwan akan mempelajari material sampel yang dibawa pulang itu, mencari pemahaman baru tentang sejarah dan evolusi Bulan dan petunjuk-petunjuk tentang kenapa sisi jauh Bulan begitu berbeda daripada yang dekat. Sebagai misal, lautan vulkanik gelap yang dikenal sebagai maria umum dijumpai di sisi dekat tapi jarang di sisi jauh, untuk alasan yang masih gelap.

Para peneliti juga akan bisa membandingkan material sampel dari Chang'e 6 dengan sampel yang dibawa pulang misi Chang'e 5 dari sisi dekat Bulan. Chang'e 5 yang pulang ke Bumi pada Desember 2020 adalah sister mission Chang'e 6.

SPACE

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus