Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

NASA Lihat Aurora di Mars, Ada Kaitan dengan Alien?

NASA menemukan aurora di Planet Mars, namun tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

16 Desember 2019 | 12.00 WIB

NASA menamakan batu di Planet Mars dengan nama Rolling Stones Rock, 23 Agustus 2019. (NASA/JPL-Caltech)
Perbesar
NASA menamakan batu di Planet Mars dengan nama Rolling Stones Rock, 23 Agustus 2019. (NASA/JPL-Caltech)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta- Lembaga penerbangan dan antariksa Amerika Serikat NASA menemukan bukti aurora yang indah di Mars. Temuan tersebut akan membantu para ilmuwan memahami kehidupan di Planet Merah itu.

Mars merupakan dunia danau, sungai, dan lautan yang indah. Namun, mati dan tampaknya sama sekali tidak memiliki kehidupan seperti di Bumi.

"Mungkin suatu hari, ketika perjalanan antarplanet menjadi hal yang biasa, para pelancong yang tiba di Mars selama musim panas akan memiliki kursi baris depan untuk mengamati aurora proton Mars dengan anggun menari di sepanjang hari di planet ini. Tentu saja sambil mengenakan kacamata ultraviolet-sensitif, tentu saja," ujar Andréa Hughes dari Universitas Aeronautika Embry-Riddle di Daytona Beach, Florida, dikutip Metro, akhir pekan lalu.

Di Bumi, aurora paling terkenal terjadi di dekat kutub dan dikenal sebagai Cahaya Utara. Tetapi di Mars, mereka terjadi pada siang hari dan mengeluarkan sinar ultraviolet, yang berarti mereka tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Namun, NASA memiliki pesawat ruang angkasa yang disebut MAVEN (Mars Atmosphere and Volatile Evolution) yang mengorbit Planet Merah. Dilengkapi instrumen yang disebut Imaging UltraViolet Spectrograph (IUVS) pesawat itu mampu mendeteksi aurora.

"Para pengelana ini akan menyaksikan secara langsung tahap akhir Mars kehilangan sisa airnya ke ruang angkasa," kata Hughes yang juga penulis utama makalah tentang penemuan terbaru.

Hughes memperkirakan bahwa aurora dihasilkan oleh hidrogen dari air Mars yang saat ini menjalani proses yang telah terjadi secara perlahan untuk waktu yang sangat lama. NASA meyakini bahwa memahami aurora dapat menjelaskan proses panjang kehilangan air yang bertanggung jawab mengubah iklimnya, dari iklim mendukung kehidupan menjadi iklim yang dingin, kering, dan tidak ramah.

Jika memahami ke mana air itu mengalir, mungkin bisa mengetahui apakah Mars pernah ramah seperti Bumi atau dunia yang tak bernyawa. Pencarian kehidupan di Mars menjadi salah satu pencarian terpenting dalam sains saat ini, jadi berita apa pun tentang organisme Mars akan menciptakan banyak kegembiraan.

Bulan lalu, Universitas Ohio mengklaim bahwa binatang buas makhluk luar angkasa hidup di Mars saat ini, pernyataan itu kedengarannya bagus untuk menjadi kenyataan. Sayangnya, pihak kampus yang menerbitkan siaran pers yang diduga serangga ditemukan di Mars melakukan pergantian dramatis.

William Romoser, ahli entomologi dari Universitas Ohio, mengatakan gambar yang ditangkap oleh wahana Mars NASA jelas menunjukkan fosil dan makhluk hidup di permukaan Planet Merah. "Ada dan masih ada kehidupan di Mars," katanya dalam siaran pers yang kini dihapus dari situs web Universitas Ohio.

METRO | NASA


Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yudono Yanuar

Yudono Yanuar

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus