Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Penjelasan Soal Gempa Langka yang Mengguncang Madura

Gempa tektonik yang mengguncang wilayah Pulau Madura bagian barat, Senin, 20 Februari 2017, tergolong langka.

20 Februari 2017 | 18.27 WIB

Pengukuran amplitudo maksimal (amak) pada alat seismograf / ilustrasi kekuatan gempa. ANTARA FOTO
Perbesar
Pengukuran amplitudo maksimal (amak) pada alat seismograf / ilustrasi kekuatan gempa. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa tektonik yang mengguncang wilayah Pulau Madura bagian barat, Senin, 20 Februari 2017, tergolong langka. Dugaan sementara, pemicunya adalah aktivitas sesar naik Rembang. Sesar atau patahan itu memanjang dari utara wilayah Jawa Timur hingga menyeberang Selat Madura sampai bagian barat Sampang.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, pada Senin, 20 Februari 2017 pukul 13.14 WIB terjadi gempa berkekuatan magnitudo 3,7. Lindu yang mengguncang wilayah barat Pulau Madura tersebut berpusat di titik koordinat 7,20 LS - 113,09 BT. “Tepatnya di darat pada jarak 18 kilometer arah barat Kota Sampang pada kedalaman 10 kilometer,” kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono lewat keterangan tertulis.

Dampak gempa tersebut berupa guncangan dengan Skala Intensitas Gempa tingkat II versi BMKG atau III MMI di daerah Sampang, Torjun, Ragung, Kedungdung, Karangtengah, Nerah, Blega, dan Konang.

Gempa itu dirasakan orang banyak dan cukup mengagetkan warga. Beberapa warga sempat panik dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut.

Ditinjau dari kedalaman pusat gempanya, kata Daryono, lindu tersebut tergolong dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Dugaan sementara yang menjadi pembangkit gempa itu adalah aktivitas sesar naik Rembang yang membujur dari Jawa Timur bagian utara.

Garis sesar itu menerus ke arah timur menyeberangi Selat Madura dan mencapai bagian barat Sampang. Peristiwa alam itu menurut Daryono, tergolong unik sekaligus langka. “Karena memang sangat jarang di Madura terjadi gempa yang dirasakan,” kata dia.

Catatan aktivitas kegempaan di BMKG menunjukkan wilayah Madura termasuk kawasan dengan tingkat aktivitas kegempaan yang rendah (low seismicity). Meskipun di Madura terdapat beberapa catatan aktivitas gempa, kekuatannya kecil dan tidak dirasakan.

ANWAR SISWADI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nurdin Saleh

Nurdin Saleh

Bergabung dengan Tempo sejak 2000. Kini bertugas di Desk Jeda, menulis soal isu-isu olahraga dan gaya hidup. Pernah menjadi juri untuk penghargaan pemain sepak bola terbaik dunia Ballon d'Or.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus