Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

TNI AL Riset Gerhana Matahari dari Laut, Data Biota untuk Operasi Kapal Selam

Penelitian TNI AL itu diharapkan akan membawa data-data baru fenomena di tengah laut saat gerhana matahari.

9 April 2023 | 08.19 WIB

Prajurit TNI AL awak KRI Spica-934 melakukan peran muka belakang jelang Ekspedisi Jala Citra 1 Aurora 2021 di Dermaga Pondok Dayung, Koarmada 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa 3 Agustus 2021. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian memperingati 100 tahun Hari Hidrografi Dunia untuk melakukan penelitian keberadaan laut Halmahera dan sekitarnya sehingga dapat mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Perbesar
Prajurit TNI AL awak KRI Spica-934 melakukan peran muka belakang jelang Ekspedisi Jala Citra 1 Aurora 2021 di Dermaga Pondok Dayung, Koarmada 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa 3 Agustus 2021. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian memperingati 100 tahun Hari Hidrografi Dunia untuk melakukan penelitian keberadaan laut Halmahera dan sekitarnya sehingga dapat mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak hanya astronom, berbagai pihak akan memanfaatkan peristiwa gerhana matahari hibrida yang akan melewati Indonesia 20 April 2023 untuk melakukan penelitian, termasuk TNI Angkatan Laut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) akan melakukan pengamatan gerhana matahari dari laut. Penelitian itu diharapkan akan membawa data-data baru fenomena di tengah laut saat gerhana matahari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami tertarik untuk melihat apakah ada perubahan suara-suara yang dihasilkan biota dan mamalia laut selama terjadinya gerhana matahari hibrida ini,” kata Ketua Panitia Ekspedisi Jala Citra 3 Flores 2023, Kolonel Laut Priyo Dwi Saputro di Teater Jakarta, TIM, Jakarta, 6 April 2023.

Priyo mengatakan Pushidrosal tertarik untuk melihat bagaimana dampak terpengaruhnya ionosfer bagi komunikasi HF, mengingat di laut cukup bergantung pada frekuensi ini. “Nanti akan menurunkan alat, hydrophone, dicelupkan ke laut untuk mendeteksi suara seperti ikan paus. Suara-suara itu kami kumpulkan untuk database kami untuk operasi taktis kapal selam,” ujarnya.

Ia memberi ilustrasi, misalnya jam puncak gerhana pukul 12 siang, maka alat sudah diturunkan sejak pukul 10. Kemudian periset akan melihat deteksi grafiknya. “Mungkin riuh suara ikan hiu, paus berkomunikasi, cuit-cuit gitu. Lalu, pada puncaknya mereka akan tertipu disangka malam hari. Ini penelitian yang berharga sekali,” jelas Priyo.

Priyo mengatakan tidak menurunkan penyelam. Mengenai kamera bawah laut, juga masih belum ditentukan. “Opsional ya. Ini baru pertama kali, nanti akan dikonsepkan. Kalau lihat di National Geographic belum ada yang kayak gini,” katanya.

Priyo berkolaborasi dengan Premana Permadi dari Observatorium Bosscha untuk penelitian ini. Ia menceritakan respons Premana yang menyatakan belum ada pengamatan gerhana matahari di laut dan mungkin ini pertama kali di Indonesia, bahkan dunia. Selain itu, belum ada yang live report atau live streaming dari laut.

Pada tanggal  6 April 2023, Planetarium dan Observatorium Jakarta mengadakan konferensi pers dan talkshow tentang Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia. Premana menjadi salah satu pembicara dari acara tersebut. Priyo dan timnya turut hadir pada acara tersebut untuk membahas kolaborasi lebih lanjut.

Priyo mengakui hasil riset tidak seluruhnya dipublikasikan. Hasil yang saintis, seperti noise menghilang saat puncak gerhana akan dipublikasikan. Namun, terkait dengan frekuensi ikan paus di lokasi tersebut, menjadi milik TNI AL sebagai bahan buat kapal selam. “Kapal selam seperti orang buta yang tahunya hanya mendengar. Jika saya berjalan, harus hapal suaranya ini itu. Itu menjadi database,” jelasnya.

TNI AL akan membawa 34 peneliti yang terbagi  7-8 orang. Peneliti akan bertambah dari sisi astronomi, dengan terpilihnya Nurdiansah dari Himpunan Astronomi Amatir Jakarta, klub astronomi di bawah naungan Planetarium dan Observatorium Jakarta.

Nurdin bergabung pada etape yang dimulai dari Bau-Bau yang berangkat pada 13 April 2023. Nurdin sudah pernah bertugas di berbagai wilayah Indonesia untuk mengamati gerhana serta melakukan edukasi terhadap warga setempat.

Sekilas Ekspedisi

Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Danpushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat memberangkatkan Ekspedisi Jala Citra 3-2023 "Flores” bertempat di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 29 Maret 2023.

Ekspedisi bertemakan “Ungkap fitur lantai Samudera serta karakteristik kolom air laut Flores guna keselamatan pelayaran, pertahanan dan pembangunan kelautan berkelanjutan”, dengan pelaksanaan selama kurang lebih 60 hari menggunakan KRI Spica-934 di bawah Komando Komandan KRI Spica-934 Letkol Laut (P) Deirus Rizki Khair sebagai Komandan Satuan Tugas (Dansatgas).

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali dalam amanatnya yang dibacakan Danpushidrosal mengatakan, merujuk pada teori geostrategik yang lebih umum bahwa kekuatan laut memiliki keunggulan strategis yang penting dalam mengontrol perdagangan dan transportasi global, hal tersebut akan lebih kuat apabila didukung oleh penguasaan teknologi, sumber daya dan budaya maritim.

Lebih lanjut Kasal mengatakan, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, negara Indonesia memiliki potensi besar dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya laut. Bangsa Indonesia harus memperhatikan kepentingan jangka panjang dalam menjaga keberhasilan dan keseimbangan ekosistem laut, serta memastikan keamanan dan kepentingan nasional senantiasa terjaga. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sinergitas antara pemerintah melalui kementerian/lembaga, TNI AL, masyarakat, institusi penelitian dan akademik maupun industri maritim.

“Ekspedisi Jala Citra 3 “Flores” 2023 yang merupakan kelanjutan dari ekspedisi Jala Citra 2 “Banda” tahun 2022 adalah bukti nyata sinergitas dalam sebuah kolaborasi penelitian antara TNI Angkatan Laut dan para peneliti dari kementerian dan lembaga, akademisi dari universitas maupun institusi terkait,” kata Kasal.

Pemilihan lokasi Ekspedisi Jala Citra 3 “Flores” 2023 telah mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain bidang Hidrografi, Geologi, Geofisika, Geososial, Meteorologi dan Oseanografi serta aspek pertahanan dan keamanan.

Ekspedisi jala citra 3 “Flores” tahun 2023 dibagi dalam lima etape, yaitu etape 1 dan 3 menitikberatkan pada penelitian oseanografi, etape 2 dan 4 difokuskan di bidang hidrografi, meteorologi, geologi dan geofisika serta pertahanan dan keamanan, selanjutnya etape 5 di Pulau Satonda akan memfokuskan pada aspek geososial. Hasil penelitian yang dilaksanakan para peneliti ekspedisi  diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dalam rangka mendukung kepentingan bangsa dan negara yang lebih luas.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus