Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ahli geologi Amerika Serikat telah menemukan akuifer atau waduk raksasa air tawar yang tersembunyi di dasar Samudera Atlantik atau di bawah air asin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami tahu ada air tawar di sana di tempat-tempat terpencil, tapi kami tidak tahu luas atau geometrinya," kata ahli geologi kelautan Chloe Gustafson dari Universitas Columbia, seperti dikutip laman Science Alert, Senin, 24 Juni 2019. "Meskipun ukuran besar ini mengejutkan dan tidak terduga."
Sinyal air pertama kali muncul pada 1970-an, tapi sampai sekarang, tidak ada yang curiga bahwa waduk besar yang terperangkap dalam batuan berpori ini mungkin mengalir hampir sepanjang seluruh timur laut AS.
Pada 2015, beberapa rekan peneliti Gustafson melakukan studi percontohan di lepas pantai New Jersey dan pulau Martha's Vineyard di Massachusetts.
Menggunakan penerima elektromagnetik yang dikerahkan dari kapal penelitian Marcus G. Langseth, tim survei mencari endapan air tanah lepas pantai yang terkubur dalam sedimen di bawah rak benua.
"Jika kami mempertimbangkan potensi perluasan timur laut dan barat daya di luar profil kami, mungkin ada beberapa kali lebih banyak air tanah yang mendasari bagian timur laut dari landas kontinen Atlantik AS. Yang mewakili sumber daya air tawar, juga menyaingi akuifer darat terbesar," penulis menjelaskan.
Prospek eksplorasi oleh perusahaan minyak sepanjang 1970-an kadang-kadang menemukan air tawar ketika mengebor bahan bakar fosil. Sehingga para ilmuwan tahu ada sesuatu di sana, tapi data tentang sumber daya dan ukuran tidak tersedia.
Untuk memperbaikinya, kru penelitian di Marcus G. Langseth mensurvei dua lokasi pantai timur laut selama 10 hari, mencari tanda-tanda konduktivitas listrik di perairan di bawah kapal.
Air asin adalah penghantar gelombang elektromagnetik (EM) yang lebih efektif dari pada air tawar. Sehingga penerima EM yang ditempatkan di lepas pantai memungkinkan para peneliti untuk memetakan tingkat akuifer misterius.
Hasilnya, diterbitkan dalam sebuah studi yang merinci upaya komprehensif pertama untuk memetakan reservoir raksasa ini. Mengungkap sebagian besar sistem akuifer kapal selam terus menerus yang membentang setidaknya 217 kilometer dari pantai Atlantik AS dan mengandung sekitar 2.800 kilometer kubik salinitas rendah air tanah.
Karena sifat teknik pemetaan EM, hasilnya tetap agak interpretatif untuk saat ini. Tim menyimpulkan bahwa air tawar akuifer cenderung berjalan jauh dari Delaware (di ujung selatan) hingga melewati New Jersey, New York, Connecticut, Rhode Island, hingga ke Massachusetts.
"Itu kemungkinan terjadi ketika sejumlah besar air lelehan dari Zaman Es terakhir terperangkap dalam sedimen berbatu," tulis penelitian yang diterbitkan dalam Scientific Reports.
Jika memutuskan menggunakan air untuk keperluan minum, pertama harus dideinalinasiasi, karena bagian-bagiannya akan payau (sedikit asin), terutama bagian yang paling dekat dengan pinggiran air laut.
Untuk saat ini, belum ada yang menyarankan untuk melakukan itu. Namun, keberadaan akuifer raksasa menunjukkan sistem air tanah serupa dapat dengan mudah disembunyikan di bagian dunia yang lebih panas dan lebih kering, seperti California, Australia, atau Timur Tengah. "Itu bisa berubah menjadi sumber daya penting di bagian lain dunia," kata Gustafson.
Simak artikel lainnya tentang Samudera Atlantik di kanal Tekno Tempo.co.
SCIENCE ALERT | SCIENCE REPORT