atau cari berdasarkan hari
Kota Pematangsiantar, yang pada 2015-2018 masuk peringkat pertama, terlempar dari 10 besar kota toleran dalam laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2020.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyatakan bahwa media sosial menjadi alat propaganda untuk merekrut generasi radikal dan teroris.
Jusuf Kalla mengatakan Din Syamsuddin, bukan tokoh radikal seperti yang dituduhkan kelompok GAR ITB
Shinta Madesari mempertanyakan maksud Mahfud bahwa pemerintah tak akan memproses laporan perihal Din Syamsuddin
Din Syamsuddin enggan menanggapi berbagai polemik pelaporan GAR ITB kepada KASN.
Sejumlah unsur masyarakat mendukung penolakan terhadap pelabelan Din Syamsuddin sebagai seorang radikal.
Mahfud Md mengatakan pemerintah tak akan menangkap orang kritis seperti Din Syamsuddin.
Pemerintah, kata Mahfud Md, menganggap Din Syamsuddin sebagai tokoh kritis, yang kritik-kritiknya harus di dengar.
Mahfud Md kembali menegaskan bahwa pemerintah tidak akan memproses laporan GAR ITB yang menuduh Din Syamsuddin radikal.
Nama GAR ITB membetot perhatian setelah melaporkan Din Syamsuddin ke KASN dengan tuduhan radikal, anti-Pancasila dan anti-NKRI.
Sejumlah tokoh ramai-ramai membela dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Din Syamsuddin yang dilaporkan dengan tuduhan radikal
Dalam kasus Din Syamsuddin, Gus Yaqut meminta semua pihak untuk tidak mudah memberikan label radikal kepada seseorang atau kelompok
Din Syamsuddin dicap radikal oleh GAR ITB. Mahfud Md hingga Menteri Yaqut membela Din.
Din Syamsuddin dianggap mendiskreditkan pemerintah. Keterlibatannya di KAMI hingga ucapannya di seminar dipersoalkan.
Mahfud Md mengatakan pemerintah tak pernah menilai Din Syamsuddin radikal atau penganut radikalisme. Din dianggap kritis.
Mahfud Md menyatakan Din Syamsuddin pengusung moderasi beragama yang juga diusung pemerintah.
Din Syamsuddin dilaporkan GAR ITB atas tudingan radikal. Dianggap melanggar kode etik PNS.
Din Syamsuddin dianggap memiliki prasangka buruk kepada pemerintah, menuduh pemerintah otoriter, represif, serta anti terhadap kebebasan berpendapat.
Din Syamsuddin aktif mengampanyekan Indonesia sebagai negara muslim terbesar yang memiliki wajah Islam moderat.
Bekas Rekor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra mengatakan tudingan bahwa Din Syamsuddin terlibat gerakan radikal terlalu mengada-ada.