Melestarikan Gong Si Bolong ala Anak Muda

Sanggar Gong Si Bolong melibatkan anak muda untuk menjaga kelestarian seni gamelan tersebut. Mendokumentasikan kesenian itu dan mencatat notasinya agar tetap lestari.

14 November 2021 | 00.00 WIB

ic:round-whatsapp file-icons:telegram

material-symbols:fullscreenPerbesar

Irfan Maulana. TEMPO/Ade Ridwan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

Sanggar Gong Si Bolong melibatkan anak muda untuk menjaga seni gamelan tersebut.
Para anak muda itu mendokumentasikan Gong Si Bolong dan mencatat notasinya agar tetap lestari.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menetapkan Gong Si Bolong sebagai warisan budaya tak benda.

IRFAN Maulana masih mengingat saat Pemerintah Kota Depok mengajaknya ke acara pergelaran budaya di Bandung, Jawa Barat, pada 2018. Saat itu, sejumlah seniman dari Kota Bandung menampilkan pelbagai kesenian, salah satunya angklung. Namun Ipank HoreHore—nama beken Irfan—mengaku hanya diminta bermain gitar.

Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini

Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
Akses penuh seluruh artikel Tempo+
Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
Fitur baca cepat di edisi Mingguan
Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo

Lihat Benefit Lainnya

tokoh-inspiratif

betawi

kesenian

depok

Gangsar Parikesit

Menjadi jurnalis Tempo sejak April 2014. Liputannya tentang kekerasan seksual online meraih penghargaan dari Uni Eropa pada 2021. Alumnus Universitas Jember ini mendapatkan beasiswa dari PT MRT Jakarta untuk belajar sistem transpotasi di Jepang.

Edisi 11 Mei 2025