Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:PPP Reformasi akan mempercepat deklarasi partai, dari 27 Januari menjadi 20 Januari. Salah satu penggagas PPP Reformasi, Djafar Badjeber, Rabu (16/1), mengatakan, “Ini atas desakan DPW serta DPP seluruh Indonesia. Bahkan teman-teman dari berbagai daerah sudah berdatangan ke Jakarta dan minta [deklarasi] dipercepat.” Djaraf, didampingi Zainal Maarif dan Saleh Chalid di Sekretariatnya jalan Radio IV, nomor 15, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Rabu (16/1), mengatakan deklarasi akan dilakukan di Hotel Atlet Century Park pukul 15.00 WIB. Selain deklarasi, katanya, acara hanya akan diisi oleh pidato politik dari Kiai Haji Zainuddin MZ, calon ketua umum partai. Sedangkan pengenalan kepengurusan, sekaligus pengerahan massa, akan dilakukan pada tanggal 15 Maret 2002, yang bertepatan dengan tahun baru Islam 1 Muharram 1423 Hijriah di Gelora Bung Karno, Jakarta. “Kapasitasnya mencapai 120.000 orang, saya tidak tahu apakah itu bias disebut show of force,” ujar mantan ketua DPW PPP DKI Jakarta tersebut. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu juga menyatakan pihaknya sudah mendaftarkan diri ke Departemen Kehakiman dan HAM dengan nomor registrasi 2002-01—0171 tertanggal 15 Januari 2002. Namun pendaftaran tersebut belum menyertakan susunan kepengurusan. Dia juga menyebutkan berapa partai peserta pemilu 1999 ikut bergabung, seperti Partai Indonesia Baru, Partai Umat Islam, Partai Kebangkitan Muslimin Indonesia, Partai Rakyat Indonesia. Sedangkan mengenai lambang, PPP Reformasi sudah menetapkan gambarnya. Djafar menjelaskan, gambar tersebut berupa lingkaran dengan garis pinggir hitam disertai warna merah putih dan di dalamnya terdapat gambar Ka’bah, lima bintang serta tulisan ‘PPP Reformasi’. Dasar gambar tersebut, lanjut dia, berwarna hijau yang berarti kehidupan dan nuansa Islami. “Sedangkan untuk tulisan ‘reformasi’ nya sengaja dibesarkan, sedangkan ‘PPP’nya kecil,” kata dia. Djarar mengatakan hal ini membuat pihaknya otomatis putus hubungan dengan PPP pimpinan Hamzah Haz. Sedangkan kunjungan Kiai Haji Zainuddin MZ ke mantan presiden Abdurrahman Wahid dan Ketua PBNU Hasyim Muzadi, dia menyatakan hanyalah silaturahim biasa sekaligus mensosialisaikan rencana pendeklarasian. “Awalnya kita disangka seperti PKB-nya Matori, tapi sudah kita jelaskan bahwa kita berbeda. Hari Jumat ini rencananya ketemu Ketua PP Muhammadiyah, Syafi’i Maarif,” ujar dia. (Dede Ariwibowo-Tempo News Room)
Iklan
