Kepala Sekretariat Menteri Luar Negeri, Adiyatwidi Adiwoso Asmady, menyebutkan bahwa tema KTT tersebut diambil dengan maksud untuk mempersempit kesenjangan teknologi antara negara berkembang dan negara maju. Dalam KTT nanti, diharapkan para anggota G-15 dapat mengidentifikasi atau mencetuskan program kerjasama antarnegara anggota, khususnya mengenai pengembangan teknologi informasi.
Menurut Adityatwidi atau biasa dipanggil Wieke, pembahasan awal tema KTT G-15 itu sudah dilakukan dibahas pada tingkat wakil kepala negara dan pemerintahan anggota G-15 yang berlangsung di Genewa, Swiss, akhir tahun lalu. Kemudian rencananya, sebelum KTT berlangsung, akan diadakan pertemuan tingkat menteri perdagangan pada 27 Mei dan pertemuan tingkat menteri luar negeri pada 28 Mei 2001.
Sementara itu, menurut Wieke, pertemuan para duta besar anggota G-15 di Deplu hari ini dimaksudkan untuk membahas persiapan administrasi, jaminan keamanan kunjungan perwakilan negara anggota KTT G-15, rencana trade fair dari negara-negara anggota serta rencana pameran khusus mengenai Information and Communication Technology.
Soal keamanan, jelas Wieke, sudah ada breifing dari pihak keamanan, dan direncanakan disiapkan satu tim keamanan untuk setiap kepala negara. “Jadi tidak perlu ada kekhawatiran dari mereka,” kata dia. Departemen Luar Negeri duisebutkan akan mengerahkan 5000 personel aparat kepolisian untuk menjaga rangkaian pertemuan G-15 tersebut.
G-15 sendiri adalah sebuah forum informal dari negara-negara sedang berkembang yang dimaksudkan untuk melakukan diskusi dengan kelompok negara-negara maju (G-8). Awalnya G-15 hanya beranggotakan 15 negara, namun dalam perkembangannya tiga negara lain kemudian ikut bergabung. Ada pun anggota G-15 adalah Aljazair, Argentina, Brasil, Cili, Kolombia, India, Indonesia, Irak, Jamaika, Nigeria, Kenya, Malaysia, Meksiko, Peru, Senegal, Venezuela, Yugoslavia dan Zimbabwe. (Hilmansyah)
Baca Juga: