Kalaupun ada unsur TNI AD yang ikut dalam apel besok, lanjut Bachtiar, hal itu semata-mata merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap tugas dan kegiatan Polri. Unsur TNI AD, tambahnya, dalam hal ini diwakili oleh Kodam dan pasukan-pasukan yang ditugaskan.
Bachtiar menampik anggapan bahwa apel tersebut digelar sebagai reaksi dicopotnya Kapolri dan tindakan antisipasi jika Presiden Abdurrahman Wahid nekat mengeluarkan dekrit. “Wah enggak, bukan. Tapi mestinya [untuk] lebih jelas, itu ditanyakan ke Polri-lah, bukan ke saya, karena masalah operasionalnya kan di sana [Polri],” ujarnya. Namun demikian, jenderal berbintang satu ini mengakui bahwa apapun yang dilakukan para politisi maupun pemerintah, pasti akan membawa dampak ke dalam kehidupan masyarakat.
Mengenai jumlah dan dari unsur mana TNI AD akan menurunkan pasukan untuk mengikuti apel besok, Bachtiar mengaku tidak mengetahuinya. “Wah, ya ndak tahu saya, itu Polri sama Mabes TNI itu, bukan Mabes AD,” ujarnya pendek.
Sementara itu, Kadispen Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Pol. Anton Bachrul Alam menjelaskan, apel kesiapan digelar untuk mengamankan Jakarta menjelang Sidang Istimewa (SI). Selain itu, juga untuk mengamankan haul Bung Karno di Gelora Bung Karno, besok Rabu (6/5)
Dalam apel, kata Anton, jumlah pasukan yang akan disertakan sekitar 6000-7000 personel, termasuk personel dari Kostrad dan Kodam Jaya. Selain menggelar pasukan, apel juga akan menggelar alat-alat persenjataan lengkap, seperti panser, sepeda motor, gas air mata, pasukan berkuda, anjing pelacak, dan berbagai senjata yang dimiliki Polri. (Arinto Wiryoto/Adi Mawardi)