Marbun yang didampingi tiga orang staf Komnas HAM mendatangi para peserta aksi di depan halaman Komnas HAM. Setelah mahasiswa menolak untuk bertemu di dalam gedung Komnas HAM. Ia menjelaskan, Komnas HAM sudah bertemu langsung dengan pihak Polda yang diwakili oleh Kadit Serse Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Adang Rochjana. Dalam pertemuan tersebut pihak Polda meminta kepada Komnas HAM agar permohonannya disampaikan secara tertulis. Alasannya, agar ada bukti tertulis yang bisa dipegang oleh pihak Polda, Komnas HAM dan mahasiswa.
Setelah melakukan diskusi dengan Kaditserse dan melakukan wawancara dengan Mixil, pihak Komnas HAM mengusulkan tiga permohonan kepada pihak Polda. Yaitu, penahan luar atas Mixil dan kawan-kawan harus ada yang menjamin, membebaskan tersangka dengan catatan tidak melakukan demo yang melanggar hukum, dan perlakuan yang manusiawi terhadap ketiga tahanan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Seorang mahasiswa merasa tidak puas atas poin kedua dari usulan Komnas HAM itu. Dia merasa poin kedua tersebut bisa diinterpretasikan salah oleh pihak Polda. Poin tersebut dianggap memberi peluang kepada Polda untuk tetap melakukan kekerasan terhadap setiap aksi demo mahasiswa di masa mendatang. Saat itu Marbun meminta mahasiswa tersebut untuk membaca poin mengenai alasan polisi menahan ketiga rekan mereka. Tapi, hal tersebut ditolak oleh mahasiswa. Marbun emosi. "Jangan ajari kami masalah itu," kata Marbun sambil mendorong mahasiswa tersebut dan meninggalkan pertemuan.
Tindakan ini memicu kemarahan mahasiswa dan segera menggelar demo. Sekitar 50-an mahasiswa mencoba memaksa masuk gedung Komnas HAM untuk menemui Marbun. Pihak Komnas HAM merespon hal itu dengan menelpon pihak kepolisian. Akhirnya mahasiswa berhasil memasuki gedung Komnas HAM. Seorang mahasiswa terlihat menendang keranjang sampah, sementara lainnya memukul-mukul pintu ruangan kerja Marbun. Mereka juga berorasi menuntut agar Marbun keluar.
"Kami menganggap sikap Marbun tadi tidak sopan dan tidak etis. Kalau Komnas HAM seperti itu bagaimana? Kami meminta Marbun untuk keluar dan meminta maaf. Dan, Komnas HAM tetap terus memperjuangkan tuntutan mereka,” kata salah seorang peserta aksi kepada Tempo.
Setelah tiga perwakilan mahasiswa berunding dengan pihak Komnas HAM, akhirnya Marbun bersedia keluar dan meminta maaf. "Ada miscommunication, kita kurang tenang tadi, agak emosional. Saya minta maaf . Kami akan membantu semampu kami dengan tetap berdialog dengan Polda. Pejuangan kita belum selesai. Sekali lagi saya minta maaf," kata Marbun kepada para mahasiswa.
Kemudian aksi pun bubar. Para peserta aksi kembali ke halaman depan Komnas HAM untuk tetap melanjutkan aksi mogok makan mereka. Sementara itu, tak jauh dari kantor Komnas HAM, sejumlah polisi terlihat siaga. (kurniawan)