"Kami senang sekali dibantu tetapi harus jangan malah menambah kericuhan," ujar Anton melalui telepon di Jakarta, Sabtu (14/7). Sebaiknya, menurut Anton tenaga bantuan pengaman itu menjaga wilayah di sekitar tempat tinggal masing-masing. Selebihnya akan ditangani oleh aparat kepolisian. Polda telah menyiapkan sekitar 42 ribu personil gabungan TNI untuk mengamankan sidang istimewa MPR.
Anton menegaskan babhwa untuk mengantisipasi keamanan Jakarta menjelang SI, Polda Metro berkoordinasi dengan Polda terdekat seperti Polda Lampung, Polda Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Masa dalam jumlah besar yang akan masuk kedalam wilayah Jakarta akan kami cegat di masing-masing wilayah Polda terkait, sehingga tidak ada penumpukan masa di Jakarta," tegas Anton.
Selain mencegah masa dalam jumlah besar, masing-masing Polda tersebut juga harus melakukan sweeping terhadap masa yang membawa senjata atau bahan-bahan yang membahayakan ungkapnya. Polda telah menyiapkan sistem pengamanan terpadu, dari Polri dan TNI. Sistem pengamanan ini dinilai efektif karena terbukti dapat mengamankan wilayah Jakarta pada saat di gelarnya sidang paripurna DPR beberapa bulan lalu.
Polda memprioritaskan wilayah sekitar Istana, Gedung DPR/MPR, pusat belanja dan bisnis serta wilayah yang menjadi pusat penampungan masa dari luar Jakarta sebagai target pengamanan. Lokasi penampungan massa, lanjut Anton akan disterilkan dari masa yang mencurigakan dan berpotensi mengakibatkan kerusuhan.
Sehubungan dengan pengamanan SI, Partai Perjuangan Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) telah mempersiapkan sekitar 6000 personil keamanan. Selain itu, tenaga kemanan ini juga digunakan untuk mengantisipasi terjadinya keributan jika presiden benar-benar mengeluarkan dekrit pada 26 Juli mendatang, akibat kompromi politik yang ditawarkan Presiden Wahid ditolak. Seluruh biaya pengerahan tenaga keamanan akan ditanggung oleh PDI Perjuangan.
Selain PDI-P, penduduk asli Jakarta yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Betawi juga akan menurunkan personilnya untuk mengamankan wilayah Jakarta sekitar pelaksaan SI. (Cahyo Junaidi)