Timbul memperkirakan, rapat itu akan berlangsung hingga pukul 14.00 WIB. Ia berharap pertemuan ini dapat segera selesai agar para wartawan bisa mendapatkan informasi melalui konferensi pers, yang akan disampaikan langsung oleh Wakapolri Komisaris Jenderal (Pol) Chaeruddin Ismail di Ruang NCB (National Central Beareau), Mabes Polri.
Wakil Kepala Badan Humas Mabes Polri, Komisaris Besar (Pol) Edward Aritonang, mencoba menenangkan para wartawan, yang mulai marah karena tidak diperkenankan masuk gedung utama. Ia menyuruh beberapa prajurit Polri membawa tiga kardus berisi kemasan minuman mineral kepada para wartawan yang menunggu di luar, saat keluar dari gedung utama.
Wakil Kabahumas juga menjelaskan bahwa gelar operasi itu dibuka oleh Kapolri Jenderal (Pol) Suroyo Bimantoro, dan selanjutnya dipimpin Wakapolri. Bimantoro, lanjut dia lagi, langsung pulang begitu selesai memberikan sambutan. Aritonang mengaku tidak tahu alasan Bimantoro meninggalkan rapat tersebut lebih awal. Ketika ditanya, apakah Bimantoro menghadap Gus Dur? Edward buru-buru mengelak dan berjanji akan memeriksa kemungkinan bahwa Kapolri meluncur ke Istana untuk melobi Presiden Wahid. Ia juga tidak mau menegaskan siapa pemimpin rapat itu yang sebenarnya, Kapolri atau Wakapolri.
Sehubungan dengan pembukaan yang dilakukan oleh Kapolri Suroyo Bimantoro, para wartawan terusik untuk kembali meminta konfirmasi kepada Aritonang, apakah Bimantoro sampai saat ini masih menjabat sebagai Kapolri. “Loh, iya,” ujarnya sambil tersenyum lebar dan terburu-buru kembali memasuki gedung utama Mabes Polri.
Rapat Gelar Operasi Nasional Mabes Polri untuk mengantisipasi Sidang Istimewa MPR itu, berlangsung tertutup bagi para wartawan. Pada keempat pintu masuk gedung, ditempel larangan bagi para wartawan untuk memasuki gedung utama. Padahal rapat berlangsung di Ruang Yudha, yang terletak di dalam bangunan itu. Selain itu, di sisi bagian dalam masing-masing pintu dijaga dua-tiga orang provost. Sehingga, bisa dipastikan tak ada orang yang bisa masuk jika tidak melalui para penjaga itu.
Kapolri Jenderal (Pol) Surojo Bimantoro keluar melalui pintu khusus untuk Kapolri, yang letaknya berlawanan dari pintu yang dikerubungi wartawan. Akibatnya, kepergian Kapolri ini lolos dari sergapan para wartawan yang telah berkumpul sejak pukul 08.00 itu. (Istiqomatul Hayati)