Menurut Ikram Iskandar, 28, putera bungsu almarhum, usai mengikuti rapat antar fraksi MPR RI, sekitar pukul 10.30.WIB, ayahnya kembali ke kamar Hotel Century, Senayan. Pada saat itu, katanya, almarhum merasa kondisi kesehatannya tiba-tiba menurun. Dokter hotel yang merawat menyatakan almarhum harus segera dirawat di rumah sakit. Namun, dokter di RS Harapan Kita, Jakata, tak bisa lagi menyelamatkan nyawanya. Ishak meninggal sekitar pukul 00.00 WIB, akibat serangan jantung.
Jenazah Ishak tiba di Bandara Hasanuddin, Makassar sekitar pukul 09.40 Wita, Sabtu. Tampak turut menyambut kedatangan jenazah antara lain, Ketua DPRD Sulsel, HM Amin Syam, Sekretaris Daerah Propinsi Sulsel, Andi Tjoneng, Asisten Ketataprajaan Propinsi Sulsel, Syamsu Alam Bulu serta beberapa anggota dewan dan pejabat pemerintah lainnya.
Rencananya, almarhum akan dikebumikan usai Salat Dzuhur dengan upacara militer di kampung halamannya, Kabupaten Jeneponto. Sebelum jenazah diberangkatkan ke Jeneponto, terlebih dahulu disemayamkan di rumah duka di Jalan Baji Gau, Makassar.
Ishak menjadi anggota MPR RI utusan daerah Sulawesi Selatan sejak tahun 1999. Sebelumnya, almarhum menjabat sebagai Kepala Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR) Sulsel (1991 – 1999). Karirnya di kepolisian dimulai tahun 1948. Jabatan tertinggi yang pernah diembannya di kepolisian adalah sebagai Kepala Polwil Ujungpandang (hingga 1991). Almarhum meninggalkan seorang istri, Siti Maryam Iskandar dan 11 orang putra-putri.
Ketua DPRD Sulsel, HM Amin Syam belum bisa memastikan pengganti Ishak. Sementara ini, pihaknya akan berkonsentrasi dulu pada pemakaman almarhum. “Tidak etis membicarakanya saat ini,” ujarnya. (Muannas)