Direktur RSPP, Supriyanto Rijadi, mengatakan pihaknya menurunkan 40 orang petugas keamanan yang bekerja dalam tiga shift dan setiap shift terdiri dari 15 orang. Selain itu, dia juga mengakui bekerja sama dengan aparat kepolisian dari Polres Jakarta Selatan dan Polsek Kebayoran Baru untuk mengamankan lokasi itu.
Penjagaan yang lebih ketat juga dilakukan di lantai enam khususnya blok F tempat Soeharto dirawat. Di blok itu, beberapa petugas keamanan terlihat berjalan mondar-mandir dengan sikap siaga. Beberapa lainnya berjaga sambil duduk di ruang tunggu. Pintu koridor yang menuju blok F juga ditutup. Tidak terlihat anak-anak Soeharto dalam dalam blok itu. Sementara di tengah blok yang berhadapan dengan tangga darurat tampak disiapkan sebuah meja yang diatasnya terdapat buku tamu.
Keluarga Soeharto menyewa lima kamar di blok itu, antara lain tiga kamar VVIP (Very-Very Important Person). Dua kamar lain yang disewa di kelas VIP. Memperhatikan pola deretan kamar di lantai enam yaitu satu sisi bernomor genap dan sisi lain bernomor ganjil yang dipisahkan koridor, maka dapat diketahui bahwa mereka mempergunakan tiga kamar di sisi genap dan dua kamar di sisi ganjil. Dua kamar berhadapan yaitu kamar 604 dan kamar 603, sementara kamar lain terpisah. Kamar-kamar itu dipergunakan antara lain untuk keluarga Soeharto dan para dokter Soeharto yang berjumlah 19 orang.
Supriyanto mengatakan pula bahwa sebetulnya pihak RSPP mengupayakan agar aktivitas penyewa kamar lain di lantai enam tidak terganggu. Dia juga mengatakan tidak ada permintaan khusus dari pihak keluarga Soeharto untuk pengamanan ataupun permintaan lain. “Semuanya atas inisiatif kami,” kata dia. (Deddy Sinaga)