Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyidikan Kasus 27 Juli: Sutiyoso Tahu Pergerakan Pasukan

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Tindak Pidana Umum Korserse Mabes Polri Brigjen Aryanto Sutadi memastikan keterlibatan Gubernur DKI Sutiyoso dalam kasus penyerangan kantor DPP PDI versi Megawati 27 Juli 1997 lalu. “Sutiyoso termasuk salah seorang tersangka,” katanya kepada Tempo News Room di kantornya, Jakarta, Senin (17/6). Status tersangka Sutiyoso terkait dengan peran Sutiyoso sebagai Panglima Daerah Militer (Pangdam) Jaya ketika itu. “Paling tidak dia tahu adanya pergerakan pasukan brigadir infanteri, dari Artha Graha ke Istana,” kata Kombes Pol. Zeldy, salah seorang penyidik kasus tersebut yang mendampingi Aryanto. Menurutnya, ada saksi yang mengatakan Sutiyoso mengetahui adanya pergeseran pasukan dari Artha Graha ke Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Mereka menggunakan sandi-sandi. Sutiyoso, kata Zeldy, sudah diperiksa di Mabes Polri, sekitar tiga kali. Ia juga pernah diperiksa di Pomdam TNI. Saat diperiksa di Mabes Polri, Sutiyoso mengaku tidak mengetahui adanya pergerakan pasukan. Tapi Sutiyoso membantah, sama sekali tidak tahu. Sutiyoso juga menampik sebuah foto tentang korban yang dibelakangnya ada Sutiyoso. “Ya nggak apa-apa tidak diakui. Yang penting dalam kapasitas sebagai tersangka ia sudah diperiksa,” tegas Zeldy. Sutiyoso juga mengaku tak pernah mengikuti rapat-rapat yang dilakukan sehubungan dengan penyerangan atas kantor PDI itu. Tapi Zeldy yakin, setidaknya pensiunan jenderal berbintang tiga tahu ada rapat yang diadakan di Kodam dan dihadiri Kasdam Susilo. Selain di Kodam, rapat juga pernah digelar di kantor BAIS dan gerai Mc Donald. Menurut Zeldy, pihaknya tidak mendapatkan bukti yang menunjukkan instruksi langsung dari TNI dalam kejadian itu. Tetapi ada indikasim sebagai Pangdam Sutiyoso tahu apa yang akan terjadi. Demikian pula dengan Kapolda Hamami Nata dan Kapolres Jakarta Pusat. “Makanya tersangkanya mulai Pangdam, Kapolda, Kapolres, Danbrigi (Komandan Brigadir Infanteri), sampai Danton (Komandan Peleton) Brimob,” paparnya. Tim penyidik koneksitas, lanjut Zeldy, juga memiliki bukti keterlibatan oknum Satgas Intel Kodam Jaya yang merekrut orang di wilayah Cengkareng. Mereka digerakkan untuk bergeser ke Artha Graha terus ke Diponegoro. Selain Sutiyoso, tim penyidik juga mencatat sejumlah nama penting sebagai tersangka. Antara lain, mantan Kapolda Metro Jaya Mayjen. (sekarang Irjen) Hamami Nata Mayjen. Zacky Anwar Makarim dan Letjen. Samsir Siregar dari BAIS, Ketua Pemuda Pancasila Yoris Raweyai dan sejumlah pengurus DPP PDI versi Surjadi. Aryanto mengakui lambatnya penanganan kasus ini. Tapi kata dia, semuanya karena jaksa yang tidak konsisten. Awalnya polisi membedakan berkas tersangka anggota TNI dan sipil, tapi jaksa meminta sistem pemberkasan berdasarkan top manajer, manajer, dan pelaku lapangan. “Sekarang jaksa yang menangani baru, permintaannya lain lagi,” keluhnya. Tim penyidik koneksitas kasus 27 Juli, papar Aryanto, pernah membuat kesepakatan, kasus ini merupakan kasus massal. Pembuktiannya sulit, apalagi peristiwanya lima tahun lalu. “Apalagi ini dulu masalah politik sehingga banyak barang bukti yang coba dihilangkan,” katanya. Di Indonesia, lanjut Aryanto, hukum untuk kasus massal tidak pernah ada yang sempurna pembuktiannya. Aryanto menyesalkan pernyataan pihak kejaksaan di DPR yang menyatakan tim penyidik belum pernah menyerahkan berkas perkara kasus 27 Juli. “Kami sudah berkali-kali melimpahkan dan berkali-kali pula dikembalikan,” protesnya. Terakhir, empat berkas diajukan secara berturut-turut Maret lalu. Satu berkas dikembalikan pertengahan April lalu. Setelah diperbaiki berkas diajukan kembali, tapi dikembalikan lagi. Ditambahkan Zaldy, jaksa yang menangani kasus ini baru, dengan pola pikir yang baru. “Berkas kita dikembalikan terus dengan format yang berbeda-beda,” keluhnya. Sekarang, lanjut Zaldy, jaksa ingin melebarkan berkas, dengan memerintahkan pemeriksaan terhadap 10 nama orang BAIS, termasuk Samsir Siregar. Dulu jaksa minta berkas Sekjen PDI Alex Widia Siregar digabung dengan pelaku lapangan, sekarang minta berkas Alex digabung dengan oknum TNI yang terlibat. Aryanto mengaku kecewa terhadap sikap kejaksaan yang dinilainya tidak konsisten. “Pemeriksaan kami sudah maksimal. Kalau nggak mau menuntut ya silakan, hentikan kalau dinilai nggak cukup bukti. Jangan ngelempar ke polisi harus mengubah-ubah berkas lagi,” tukasnya. Dulu, lanjut Aryanto, berkas sudah P22. “Teorinya, kalau sudah P22, berkas tak akan berubah lagi,” tegasnya. (Retno Sulistyowati-Tempo News Room)
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Delegasi World Water Forum akan Diajak Wisata Melukat dan Meninjau Museum di Bali

17 detik lalu

Wisatawan mancanegara melakukan ritual melukat atau pembersihan diri di Pura Tirta Empul, Tampaksiring, Gianyar, Bali, Rabu, 24 April 2024. Ritual tersebut direncanakan masuk dalam agenda World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali yang akan diselenggarakan pada 18-25 Mei 2024 mendatang. ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Delegasi World Water Forum akan Diajak Wisata Melukat dan Meninjau Museum di Bali

Bali menyiapkan tiga tempat penglukatan di Bali, salah satunya Pura Tirta Empul di Tampaksiring, untuk delegasi World Water Forum.


2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

4 menit lalu

Penyanyi Cakra Khan. TEMPO/M Taufan Rengganis
2 Kali Bermasalah di Bea Cukai, Cakra Khan: Saya akan Bayar Pajak Kalau Masuk Akal

Cakra Khan pernah mengalami masalah dengan pihak Bea Cukai. Dia membeli jaket Rp 6 juta, namun dikenakan denda sampai Rp 21 juta.


Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

4 menit lalu

Presiden RI Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kiri) dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) menyampaikan pidato sambutannya saat meresmikan Inpres Jalan Daerah (IJD) di Desa Lembar,  Kecamatan Lembar, Lombok Barat, NTB, Kamis 2 Amei 2024.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.


Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

6 menit lalu

Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS
Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.


Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

9 menit lalu

Ilustrasi trauma (pixabay.com)
Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

Gejala trauma dari jejak trauma yang tidak sembuh seutuhnya ataupun belum diproses dengan baik, menunjukkan beberapa tanda.


Jenis Soal Paling Sulit Versi Peserta UTBK 2024 di UNJ: Penalaran Matematika dan Kuantitatif

10 menit lalu

Para peserta UTBK SNBT di UNS mengikuti ujian di Gedung TIK UNS Solo, Jawa Tengah, Selasa, 30 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Jenis Soal Paling Sulit Versi Peserta UTBK 2024 di UNJ: Penalaran Matematika dan Kuantitatif

Penalaran Kuantitatif dan Penalaran Matematika UTBK menjadi tes paling sulit karena waktu pengerjaannya terbatas hanya 30 menit.


Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

16 menit lalu

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu usai acara halal bihalal dan pembubaran Timnas AMIN di kediaman Anies Baswedan, Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Selasa, 30 April 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

Koordinator Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, mengatakan sikap politik PKS jadi koalisi atau oposisi akan diumumkan jika sudah diputuskan Majelis Syuro.


Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

20 menit lalu

Momen ketika Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat naik pitam dalam sidang lanjutan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) sengketa Pileg 2024 pada Kamis, 2 Mei 2024 karena komisioner KPU tak ada yang hadir dalam persidangan di ruang sidang panel 3, Gedung MK, Jakarta Pusat. Sumber: Tangkapan layar YouTube Mahkamah Konstitusi
Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

Pemohon sengketa pileg hadir secara daring dalam sidang MK karena bandara di wilayahnya tutup imbas erupsi Gunung Ruang.


10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

30 menit lalu

tokoindonesia.com
10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.


Jasa Marga Tutup Sementara Off Ramp Grogol Besok Malam, Simak Rekayasa Lalu Lintasnya

31 menit lalu

Ilustrasi Perbaikan Jalan. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Jasa Marga Tutup Sementara Off Ramp Grogol Besok Malam, Simak Rekayasa Lalu Lintasnya

Pekerjaan rekonstruksi perkerasan di area Off Ramp Grogol KM 13+800 Ruas Tol Dalam Kota ini akan dilaksanakan pada Sabtu malam.