Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepala Dinas Pertamanan dan Keindahan Kota Provinsi DKI Jakarta Maurits Napitupulu mengemukakan keperluan biaya renovasi Bundaran Hotel Indonesia Rp14 miliar itu telah dihitung sesuai prosedur yang berlaku. “Untuk perencanaan Rp 100 juta sedangkan untuk perancangan dan pelaksanaan totalnya mencapai Rp 13,5 miliar. Sehingga kalau dijumlah keseluruhan dengan penambahan daya listrik dan pengawasan teknis adalah Rp 14,2 miliar, katanya kepada pers di Jakarta, Kamis (5/7). Napitulu merasa perlu menyampaikan hal itu setelah Komisi D DPRD DKI yang membidangi masalah pembangunan itu menganggap biaya renovasi tersebut berlebihan. Dewan juga mempertanyakan letak sepuluh lokasi startegis yang ditawarkan Pemprov DKI kepada PT Media Indra Buana. Perusahaan media luar ruang yang mensponsori proyek renovasi air mancur itu. Menurut Napitupulu sepuluh titik lokasi yang ditawarkan kepada PT MIB telah sesuai dengan biaya renovasi yang disetorkan perusahaan swasta itu. Berdasarkan kalkulasi, kata Napitupulu, biaya itu setara dengan nilai kontrak pemasangan iklan selama tiga hingga lima tahun. Sepuluh titik strategis itu antara lain Jalan Rasuna Said, Jalan Asia Afrika, Jalan MT. Haryono, Jalan Tomang Raya, Jalan Kemang raya, Jalan Gatot Subroto, Jalan Raya Bogor, Jalan Tanjung duren serta Jalan Panjang. “Dananya hampir sama, kok,” ujar Napitupulu. Kendati begitu dia mengakui penujukan PT MIB itu tidak melalui sayembara. Alasannya, karena terbentur kendala waktu. Maklum Gubernur DKI Sutiyoso ingin renovasi Bunderan HI rampung bertepatan dengan HUT ke-475 Kota Jakarta. Meski demikian Napitupulu menganggap penujukan PT MIB sudah tepat. “Renovasi itu juga kita lakukan dengan mitra yang berkompeten seperti Jaya Konstruksi, Wahana untuk oase dan lainnya. Sedangkan arsiteknya Danis Isworo, yang memang sudah diakui. Jadi kalau mengritik, tunjukkan dulu dong karyanya,” katanya. Napitupulu membantah informasi bahwa dana renovasi itu juga diperuntukkan untuk empat air mancur selain di Bunderan HI. Katanya, dana Rp 14miliar digunakan khusus untuk bundaran HI yang memakan waktu tiga bulan pengerjaan. Sedangkan air mancur lainnya seperti di depan Bank Indonesia, Lapangan Banteng dan Beos Kota memakai anggaran rutin APBD. Sedangkan untuk Jalan Situ Lembang, Menteng serta Tugu Pemuda diambil dari anggaran pembangunan. “Sementara dari anggaran rutin baru dihitung untuk di depan BI yaitu Rp130 juta, dan dari anggaran pembangunan keduanya berjumlah Rp950 juta,” imbuh dia. Air mancur yang diresmikan pada hari ulang tahun Jakarta ke-475 itu secara teknis kontruksi dijamin oleh pengembang selama tiga bulan sejak selesai. Sedangkan perawatannya akan diserahkan kepada Pemprov DKI setelah satu bulan masa renovasi. Napitupulu mengatakan pihaknya tengah mengajukan anggaran operasional air mancur itu ke gubernur sebesar Rp23 juta per bulannya. Sehari-harinya air mancur itu diioperasikan mulai pukul 07.00 WIB hingga 21.00 WIB. (Dede Ariwibowo – Tempo News Room)
Iklan
