Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) menuntut polisi membongkar Jaringan Islam Liberal (JIL) pimpinan Ulil Abshar Abdala. Pasalnya, JIL dinilai sangat menghina umat Islam yang berpuncak pada tulisan Ulil di Harian Kompas edisi 18 November lalu. “Tulisan itu sangat-sangat luar biasa sempurna sekali menghina umat Islam. Contohnya bahwa Rasulullah itu manusia biasa yang banyak kesalahan sehingga perlu dikritisi, dan hukum Tuhan itu tidak ada sehingga perlu diamandemen,” kata koordinator FUUI, Kyai Haji Athian Ali Mohammad Da’i kepada para wartawan, Rabu (18/12), usai melaporkan JIL di Mabes Polri, Jakarta Athian menuntut agar aparat membongkar jaringan itu dan mengusut apa maksud JIL menghina umat Islam. “Selain itu, apa dan siapa yang berada dalam jaringan ini termasuk donaturnya. Organisasi ini harus dibubarkan dan wajib dihukum,” papar Athian. Meski FUUI pernah mengeluarkan fatwa mati bagi Ulil, namun dalam penjelasan kepada pers, Athian membantah telah mengeluarkan fatwa mati tersebut. Dia mengaku bingung dengan tersebarnya kabar bahwa FUUI memberikan fatwa mati kepada Ulil. Kemudian, Athian mencoba meluruskan kabar mengenai fatwa mati itu. Menurutnya, dalam syariat Islam, mereka yang menghina Islam memang patut dihukum mati karena hal tersebut memang telah berada dalam ketentuan syariat Islam. Dalam hukum Islam yang sesuai dengan pernyataan bersama FUUI, penghinaan terhadap umat Islam wajib dihukum mati. “Ini bukan fatwa. Kalau kita memberi fatwa, mengapa kita melapor ke polisi,” katanya. Menghina Rasulullah pun, menurut Athian, layak diganjar hukuman mati. Hukuman ini telah tercantum jelas dalam hadis yang dikatakannya shahih dan diriwayatkan oleh Abu Daud. Contohnya, di masa Rasulullah ada perempuan yang menghina Rasulullan dan langsung dicekik mati oleh sahabat Rasul. Ketika Rasul mengetahui perbuatan ini, ia mengatakan darahnya halal untuk dibunuh. Ketika ditanyakan apakah FUUI mewakili ulama-ulama Indonesia, sesaat Athian tak menjawab. “Kami tidak mewakili ulama, ini kan sebuah forum, berapa anggotanya tidak tahu, tapi tentunya seaspirasi dengan kami,” tuturnya. Ketika ditanya apakah FUUI mengatasnamakan umat Islam, Athoni hanya menjelaskan, tulisan Ulil menghina umat Islam. Sehingga kedatangannya ke Mabes Polri bukan untuk membela umat Islam tetapi membela dirinya sendiri sebagai umat Islam yang Tuhan dan ajarannya dihina. Disinggung mengenai tidak adanya opini balik terhadap artikel Ulil, Athian beralasan tulisan Ulil bukan sebuah wacana. “Dia sudah masuk dalam daerah yang bukan wilayah akal. Ini sebuah penghinaan, saya tidak berhak untuk melakukan kontra karena Allah sudah menentukan ini penghinaan. Tidak ada hak untuk mengatasnamakan Allah,” ujarnya. Ia menambahkan bila tulisan Ulil merupakan opini, dia menyatakan siap menjawab. (Istiqomatul Hayati-Tempo News Room)
Iklan
