Industri otomotif dunia yang selama ini lebih memilih Tahailand sebagai base produksi mereka di Asia Tenggara, ternyata masih membuka peluang untuk membuka pabrik perakitannya di Indonesia. Saya harap Hyundai dan KIA dalam waktu dekat akan buka di Indonesia, ujar Bambang Trisulo, ketua umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia kepada Tempo News Room di hotel Crown, (3/7).
Hyundai sendiri memang akan meluaskan area pabriknya yang berada di Bekasi. Semula hanya 8 hektar sekarang berkembang jadi 13 hektar, ujar Ageyani Malano, Head Corporate Communications PT Hyundai Mobil Indonesia. Sehingga kapasitas produksi juga berkembang menjadi 27.000 unit mobil/tahun.
Dalam diskusi otomotif para pejabat ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) bersama pemimpin redaksi Tempo Bamang Harymurti beberapa waktu lalu, juga terungkap rencana dari beberapa merek otomotif yang akan membuka di Indonesia agar dapat meningkatkan persaingan di era AFTA.
Pabrikan otomotif asal Jerman, VolksWagen, saat ini berencana untuk membangun pabrik di Indonesia atau di Malaysia. Sekarang masih di bicarakan, kita doakan saja semoga di Indonesia, kata Wenda Wonoseputro, President Director PT Car And Cars Indonesia, yang merupakan ATPM VW di Indonesia.
Menurut Wenda, rencana pembukaan pabrik VW di Indonesia atau Malaysia diperkirakan sekitar tahun 2005. Namun saat ini masih dikaji pemilihan lokasi antara di Indonesia atau di Malaysia. VW sendiri, tambah Wenda, kurang tertarik membuka investasi di Tahiland karena persaingan yang sudah ketat disana.
Pihak Peugeot juga mempunyai rencana untuk membuka pabrik otomotifnya di Indonesia. Indonesia akan dijadikan Base industri Peugeot 206, ujar Mukiat Sutikno, Planning & Communication Head PT Astra France Motor. Sedangkan untuk Peugeot 307 dibangun di Malaysia.
Sedangkan Nissan, akan menjadikan Indonesia sebagai pusat Industri untuk kendaraan-kendaraan Nissan jenis SUV. Untuk sedan dipusatkan di Filipina, kata Agus Tulastyo. Hal ini, menurut Agus, untuk lebih meningkatkan efisiensi produksi terlebih dalam persaingan era Afta dan meningkatnya penjualan Nissan di Indonesia yang meningkat secara signifikan.
Namun baik VolksWagen, Peugeot maupun Nissa mengatakan kendala yang dihadapi Indonesia adalah kepastian hukum yang masih lemah di Indonesia dan ketsabilan politik serta ekonomi. Kalau mereka lihat CNN, di Indonesia terjadi apa-apa, mereka langsung telepon kita disini (Jakarta), kata Mukiat.
Dalam persaingan untuk menarik investasi bidang otomotif, saat ini Indonesia masih bersaing ketat dengan Thailand selain dengan Malaysia dan Filiphina. Merek-merek otomotif dunia sekarang sudah banyak yang memiliki pabrik perakitan di Tahiland seperti Toyota, BMW, Honda, Ford, Mazda, Misubishi sehingga Tahiland dijuliki Detroit of Asia.
Di Indonesia sendiri juga terdapat beberapa pabrik perakitan seperti Toyota untuk mobil Soluna, Kijang dan Camry. Honda juga merakit Honda Stream di Indonesia. Sedangkan BMW mempunyai perakitan untuk sedan seri 3-nya. Merek-merek lain yang memiliki perakitan di dalam negeri antar lain Isuzu, Suzuki.
Menghadapi kenyataan ini, Bambang Trisulo mengatakan bahwa Tahiland bisa lebih unggul dalam investasi otomotif karena sejarah yang dimiliki Thailand sendiri. Thailand punya kedekatan dengan negara-negara barat seperti Amerika, kata Bambang. Selain itu kesetabilan politik dan ekonomi yang lebih kuat, juga menjadi pertimbangan bagi para Investor.
(Priandono Kusumo-TNR)