Informasi yang berhasil dihimpun di lokasi kejadian menyebutkan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.15 WITA. Mulanya datang dua unit truk yang mengangkut ratusan massa ke kantor DPRD Buol. Mereka menggelar orasi yang menuntut Ketua DPRD, Amran Batalipu, melepaskan jabatannya karena tidak mampu menjalankan tugas dengan baik. Tak lama berselang, muncul lagi beberapa unit truk mengangkut penuh massa dan bergabung dengan massa sebelumnya.
Massa marah karena menganggap anggota DPRD kabupaten yang dimekarkan 1999 itu banyak yang kaya mendadak dan lebih banyak tinggal di Palu atau Jakarta ketimbang di Buol. "Mereka banyak beli rumah bernilai miliaran di Jakarta" kata salah seorang pengunjuk rasa yang menolak menyebut namanya.
Setelah pembacaan pernyataan massa meminta pegawai kantor DPRD bertemu dengan Amran Batalipu. Tapi Amran tak mau keluar, karena ketakutan. Ia bersembunyi di dalam katornya. Maka massa marah dan mulai beringas. Massa menyerbu masuk, melempari dan merusak fasilitas kantor. Mesin pendingin ruangan dan komputer dicopot lalu dibakar.
Sebanyak 15 polisi dari Polsek Biau yang datang ke lokasi tidak bisa berbuat apa-apa, karena jumlah massa jauh lebih banyak. Bahkan polisi menjadi sasaran amukan massa.
Massa semakin ganas dengan membakar salah satu ruangan yang menyimpan dokumen dan surat penting. Sebagian diantara dokumen tersebut dibawa kabur. Akhirnya Arman Batalipu keluar juga dari tempat persembunyiannya. Saat itulah sekelompok massa menyerang dan memukul Arman Batalipu.
Orang nomor satu di DPRD Buol itu tidak bisa berbuat apa-apa. Polisi berusaha menyelamatkan Arman dengan melarikannya ke rumah dinas bupati sebelum dibawa ke Polres Tolitoli. Massa urung memburu Arman setelah dicegah sejumlah tokoh masyarakat yang datang meredakan amuk massa. Anggota DPRD lainnya yang masih mengenakan dasi menyelamatkan diri ke semak-semak.
Kapolda Sulteng Brigjen Taufik Ridha yang ditemui usai upacara peringatan HUT RI ke-58, Ahad (17/8) menyatakan telah mengerahkan personilnya ke Buol. Menurut Taufik, saat ini situasi sudah terkendali dan petugas berhasil mengamankan lokasi. ''Kita akan usut siapa dalangnya. Bagaimanapun ini tindakan anarkis dan tidak bisa dibiarkan. Proses hukum harus ditegakkan,'' tegas Taufik. Hingga saat ini belum jelas identitas massa penyerang.
darlis-Tempo News Room