Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Indra Setiawan, seusai konfrensi pers di Departemen Agama, Senin (20/10). Kategori pesawat yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pemerintah, yaitu pembuatannya di atas tahun 1980-an.
Penyelenggaraan haji tahun ini akan mengerahkan sebanyak 730 petugas pelayanan udara yang terdiri dari 186 orang awak kabin reguler Garuda dan 544 orang kabin musiman. Tahun ini, ada 95 orang awak kabin yang direkrut dari putra-putri daerah dari masing-masing embarkasi. Kami merekrut awak kabin dari putra-putri daerah. Tidak seperti tahun lalu yang hanya direkrut dari Banda Aceh dan Makassar, tahun ini dari semua daerah masing-masing embarkasi, katanya. Tujuannya agar mengatasi kendala komunikasi (bahasa) mengingat sebagian jemaah hanya mampu berbahasa daerah.
Mengenai perlakuan khusus mengenai jemaah haji dari daerah konflik seperti Aceh, tetap mengikuti aturan yang ada. Kami berkoordiansi dengan instansi terkait khususnya aparat agar dijamin keamanannya, kata Indra. Namun, secara umum standar diseluruh embarkasi sama.
Mengenai rencana pemindahan embarkasi dari Jeddah menuju Madinah, hingga saat ini belum bisa dipastikan. Sebenarnya Menteri Haji mereka sudah memperbolehkan. Tapi, masih menunggu izin resmi dari Departemen Perhubungan mereka, kata Indra. Selain itu, kendala lain yang dihadapi, fasilitas dan akomodasi di Madinah masih bertaraf domestik. Indra berharap Madinah bisa menyiapkannya dengan standar internasional.
Penambahan jumlah jemaah haji tahun ini membuat Garuda menambah jumlah penerbangan. Kata Indra, tiap hari pihaknya memaksimalkan jumlah penerbangan agar tidak banyak jemaah haji yang tidak diperhatikan. Karena durasi dibatasi dari tanggal 30 Desember hingga 26 Januari maka, kami mencoba mengatur penerbangan seefisien mungkin sehingga tidak banyak delay, kata Indra.
Baca Juga:
Dhian N. Utami - Tempo News Room