Kenaikan harga tersebut menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan Sofjan Sudardjat wajar saja. Itu masih kenaikan harga yang wajar,kata Sofjan usai buka puasa di Departemen Pertanian, Jumat (14/11).
Sofjan membantah bahwa kenaikan harga tersebut terjadi karena kurangnya supply barang. Supplynya justru lebih dari kebutuhan, dari Jabar, Jawa Timur dan Lampung katanya. Menurutnya, untuk daerah Jakarta, persedian stok barang per hari untuk telur sebesar 900 ton dengan tingkat kebutuhan masyarakat 850 ton. Persediaan daging ayam sebesar 1.000 ton dengan tingkat kebutuhan 900 ton. Sedangkan persediaan daging sapi sebesar 160 ribu ekor dengan permintaan 90 ribu ekor.
Melihat kondisi persediaan yang melebihi kebutuhan tersebut, Sofjan merasa optimis kebutuhan masyarakat menjelang lebaran tidak akan ada masalah. Stok barang masih aman,katanya.
Sofjan mengatakan, persediaan barang yang berlebih tersebut tidak akan dapat menghindarkan kenaikan harga. Karena itu dampak secara psikologis. Pedagang menaikkan harga setahun sekali dan konsumen juga mau membelinya. Jadi kenaikan harga itu tak terhindarkan,katanya.
Harga saat ini, harga per kilogramnya untuk telur Rp 7 ribu, untuk ayam Rp 11 ribu, dan daging sapi sebesar Rp 35 ribu. Itu wajar,katanya.
putri alfarini/TNR