Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Belum adanya perangkat yang jelas untuk mengatur media saat kampanye pemilu diduga akan menjadi permasalahan baru. Pasalnya, dalam pemilu 2004 nanti media rentan untuk menjadi alat kepentingan partai atau calon presiden. Hal itu dikhawatirkan akan mengancam independensi media. "Sikap memihak atau tidak fair dalam pemberitaan pemilu itu pengaturannya sangat singkat," ucap Topo Santoso, salah satu anggota Pengawas Pemilu 2004, di Jakarta, Kamis (18/12). Sebabnya, ia menjelaskan, permasalahan media ini tidak cukup diakomodasi dalam UU Pemilu pasal 73, ayat 1 dan 2 saja. Kedua ayat itu, katanya, tidak berbicara banyak untuk memberi peringatan atau sanksi bagi media yang tidak berimbang dalam memberikan pemberitaan saat proses pemilu itu berlangsung. "UU Pemilu itu tidak mendalam membahas permasalahan tersebut. Jadi, perlu ada klausul," ucapnya. Untuk mencegah keberpihakan media pada partai atau calon tertentu, ia mengusulkan, institusi media atau komunitas pers mengontrol hal tersebut. Permasalahan yang paling rentan saat pemilu nanti, menurut dia, yakni soal berita atau news. "Bagian ini yang paling sulit dikontrol agar tidak mengarah untuk kepentingan kelompok tertentu," ucapnya. Sedangkan kapling kampanye dan iklan di media televisi cenderung bisa dikontrol. Meski begitu, iklan parpol itu sendiri bukannya tidak akan menimbulkan masalah. Sementara itu, Bimo Nugroho dari ISAI (Institut Studi Arus Informasi) menilai, selama pemilu berlangsung, justru media lokal mesti mendapatkan perhatian serius. "Saya pesimis jika masalah itu hanya dipantau dari media nasional, terutama media cetak," ucapnya. Sebab, kata dia, justru saat pemilu nanti, peredaran uang akan sangat banyak di daerah. Namun, Bimo menilai, sebuah media akan merugi jika media tersebut menjadi partisan partai atau calon presiden tertentu. Menurut Bimo, ketika media melemahkan idependensinya terhadap partai dan politisi, maka media tersebut bakal bermain api dengan mengurangi audiens dan iklannya sendiri. Yandhrie Arvian - Tempo News Room
Iklan
