Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BI Tidak Berkepentingan Menyelidiki Keterlibatan Riady

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepala Biro Gubernur Bank Indonesia (BI) Rusli Simanjuntak menyatakan bahwa Bank Indonesia tidak berkepentingan untuk menyelidiki adanya pemilik lama di balik Konsorsium Swissasia Global. “Tidak ada necessity untuk melakukan itu,” katanya kepada Tempo di gedung BI, Jakarta, Kamis (4/3) sore. Hal ini, menurut Rusli, dikarenakan tidak adanya peraturan yang melarang kembalinya atau terlibatnya Mochtar Riady sebagai pemilik lama Bank Lippo. Berdasarkan hal itulah, tidak ada kepentingan dari BI untuk menyelidiki adanya keterlibatan pemilik lama. “Karena memang tidak ada peraturan yang melarang hal tersebut,” urainya. Walaupun demikian, kata Rusli, sampai sejauh ini, dari hasil verifikasi dokumen, termasuk penjelasan dan konfirmasi dari otoritas keuangan negara asal anggota Konsorsium dan hasil wawancara, tidak ditemukan adanya indikasi atau keterlibatan dari keluarga Riady sebagai pemilik lama. Tetapi Rusli juga mengakui bahwa BI memiliki keterbatasan dalam melakukan pemeriksaan. Dalam hal ini, BI hanya bisa melakukan pemeriksaan terkait dengan aspek integritas dan kompetensi anggota konsorsium sebagai sebuah badan usaha. “Tetapi kalau sudah bicara modal, maka tentu ada kesulitan,” ujarnya.Permasalahannya, kata Rusli, walaupun bisa diketahui pemilik dari perusahaan-perusahaan yang menjadi anggota Konsorsium Swissasia Global, tetap sulit diketahui dari mana mereka memperoleh modal atau dana untuk membeli Bank Lippo. “Bisa saja perusahaannya berbasis di Singapura tetapi mendapat modal atau dana dari Jakarta, bisa saja kan?”Untuk melakukan pengecekan sampai ke level yang sangat terperinci tersebut, jelas Rusli, BI mengalami kesulitan karena tidak bisa benar-benar menjamin kebenaran informasi sumber dana. “Dalam datanya mungkin sudah ada kejelasan mengenai sumber dana, tetapi bagaimana kita bisa tahu bahwa itu benar,” ujarnya. Yang jelas, kata Rusli, Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan Bank Indonesia sudah melakukan proses verifikasi dokumen dan wawancara terhadap enam orang wakil dari anggota Konsorsium Swissasia Global. “Dua wakil dari dua bank, dan empat lainnya wakil dari perusahaan fund manager,” katanya. Proses verifikasi dokumen, menurut Rusli, dilaksanakan mulai minggu pertama bulan Februari dan proses wawancara terhadap wakil dari enam anggota Konsorsium Swissasia Global dilakukan pada tanggal 17-18 Februari 2004. “Termasuk di dalamnya kita meminta mereka menandatangani letter of comfort berupa kesediaan untuk bertanggung jawab terhadap segala hal mengenai Bank Lippo,” ujarnya. Mengenai ultimate share holder atau pemegang saham utama sebagai penanggung jawab, Rusli menunjuk dua bank, yakni Raifesen Zentralbank Osterreich AG dari Austria dan Swissfirst Bank AG dari Swiss, yang masing-masing memegang kontribusi kepemilikan 24,5 persen. “Ya, dua itu ultimate share holder-nya,” katanya. Selain itu, menurut Rusli, tidak diperlukan adanya rapat dewan gubernur (RDG) dalam menentukan hasil dari uji kelayakan dan kepatutan. “Cukup salah satu Deputi Gubernur yang menangani perbankan,” katanya.Menurut Rusli, sesuai dengan peraturan, rapat dewan gubernur BI hanya diperlukan apabila dalam proses uji kelayakan dan kepatutan tersebut ditemukan keterkaitan dengan orang yang masih berada dalam daftar orang tercela (DOT). “Kalau memang ditemukan, barulah diperlukan adanya rapat dewan gubernur guna mendiskusikan hal tersebut,” katanya. Tetapi apabila tidak ditemukan, kata Rusli, maka proses uji kelayakan dan kepatutan tersebut cukup disetujui oleh salah seorang deputi gubernur yang ditugasi untuk itu. Dalam hal kasus uji kelayakan dan kepatutan terhadap Konsorsium Swissasia Global yang memenangi tender kepemilikan Bank Lippo, menurut Rusli, Deputi Gubernur Senior BI Anwar Nasution menjadi orang yang mengesahkan hasil uji kelayakan dan kepatutannya. Amal Ihsan — Tempo News Room
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri), Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) memberikan keterangan pers terkait hasil rapat berkala KSSK tahun 2022 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 1 Agustus 2022. Namun KSSK juga mewaspadai sejumlah risiko dari perekonomian global yang dapat berdampak pada sistem keuangan dan ekonomi di dalam negeri. Tempo/Tony Hartawan'
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.


Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023. International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2023 yang semula 2,7 persen menjadi 2,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan
Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.


Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.


Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Seorang pengrajin membuat tenun dalam rangkaian acara Festival Rimpu Mantika di Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 27 April 2024 (TEMPO/Akhyar M. Nur)
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.


Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

7 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.


BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI dan Alipay. foto/bri.co.id dan global.alipay.com
BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.


Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.


Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Ilustrasi Kredit Perbankan. shutterstock.com
Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.


BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 hari lalu

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani
BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).


BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 hari lalu

Pemandangan gedung bertingkat di antara kawasan Sudirman Thamrin, Jakarta, Selasa, 21 November 2023. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan. TEMPO/Tony Hartawan
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.