Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tangisan Emas Taufik Hidayat

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Athena: Air mata Taufik Hidayat menetes di lantai Goudi Olympic Hall, Athena, Sabtu (21/8). Pemain asal Pangalengan, Jawa Barat, itu mempersembahkan satu-satunya medali emas untuk kontingen dari cabang bulu tangkis di arena Olimpiade Athena 2004 dengan menjuarai nomor tunggal putra. Di babak final, pemain flamboyan itu mengalahkan unggulan ketujuh dari Korea Selatan, Shon Seung-mo, dalam pertarungan dua set 15-8, 15-7. Taufik menyamai prestasi Alan Budi Kusuma, yang merebut emas tunggal putra pada Olimpiade Barcelona 1992. Taufik, perempat finalis Olimpiade Sydney 2000, tampak kedodoran di awal set pertama. Ia sering melakukan kesalahan sendiri sehingga tertinggal 1-7. Namun, dengan bekal pengalaman dan tekad mempertahankan tradisi emas, Taufik secara perlahan menyusul dan menyamakan kedudukan menjadi 7-7. Taufik mencetak 13 angka secara berturut-turut dengan smes-smes silang dan permainan net yang cantik. Ia tak terbendung dan mengakhiri set pertama dengan 15-8.Di set kedua, Taufik lagi-lagi terlambat panas. Sheung-mo memimpin lebih dulu 3-0, meski akhirnya dapat dikejar dan disamakan oleh Taufik menjadi 3-3. Suasana stadion semakin semarak. Sorak-sorai sekitar 400 pendukung Indonesia membahana di stadion, bersahut-sahutan dengan teriakan ratusan pendukung Korsel. Dukungan penonton rupanya menambah semangat Taufik untuk segera menyelesaikan pertandingan. Namun, tak mudah untuk menghentikan Sheung-mo, yang pernah mengalahkan Taufik dalam drama kontroversial pada nomor beregu putra Asian Games 2002 di Busan. Saat kedudukan 14-7 para pendukung Indonesia berteriak, "Habisin, habisan!" sembari mengibarkan bendera Merah Putih. Taufik memastikan pulang membawa medali emas dengan sebuah smes mematikan ke bidang kanan lawan, 15-7.Taufik langsung berlutut. Pelatihnya, Mulyo Handoyo, langsung menyerbu ke tengah lapangan. Mereka berdekapan erat. Emosi tumpah. Saat itulah air mata keharuan mengalir deras. Kali ini, Taufik tak bisa menyembunyikan tangisnya. "Medali emas ini saya persembahkan untuk pelatih saya (Mulyo Handoyo). Ini hadiah terbaik untuk ulang tahun saya. Saya bangga bisa mempertahankan tradisi emas," kata Taufik, yang berulang tahun ke-23 pada 10 Agustus lalu.Taufik sangat berterima kasih kepada Mulyo, yang setia melatihnya dalam beberapa bulan terakhir saat ia bermasalah dengan PB PBSI. Ia juga mempersembahkan medali itu untuk bangsa dan negara, serta mantan Ketua PBSI Chairul Tanjung. Dengan meraih emas, Taufik berhak atas bonus uang Rp 1 miliar seperti dijanjikan KONI.Suasana haru juga meliputi para pendukung Indonesia yang menyaksikan secara langsung perjuangan Taufik, termasuk Ketua Umum KONI Agum Gumelar dan Ketua PBSI Sutiyoso. Sebagian besar pendukung Indonesia adalah para pelaut yang kapalnya sedang merapat di Athena dan tenaga kerja dari beberapa negara di Eropa.Taufik mempertahankan tradisi emas Indonesia di arena Olimpiade. Sejak bulu tangkis resmi dipertandingkan di Olimpiade, Indonesia selalu meraih emas. Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma merebutnya di Barcelona 1992, pasangan Rexy Mainaky/Ricky Subagja berjaya di Atlanta 1996, dan Candra Wijaya/Tony Gunawan mempertahankan tradisi emas itu di Sydney 2000. Kemarin, Indonesia juga menambah satu medali perunggu dari bulu tangkis setelah Soni Dwi Kuncoro mengalahkan pemain Thailand Boonsak Ponsana dengan skor 15-11, 17-16. Dengan demikian, bulu tangkis menyumbang satu emas dan dua perunggu. Sebelumnya, pasangan Flandy Limpele/Eng Hian mempersembahkan perunggu dari ganda putra.Disaksikan ribuan penonton, Soni, 20 tahun, bermain lebih lepas ketimbang saat tampil di babak semifinal sehari sebelumnya. Kali ini, unggulan kedelapan ini mampu mengontrol permainannya dan sedikit membuat kesalahan. "Kedua pemain sama-sama bermain tanpa beban, tapi pemain Thailand itu mempunyai motivasi lebih karena ini merupakan kesempatan langka bagi dia untuk bisa meraih medali," tutur mantan juara dunia Icuk Sugiarto. Sebagai peraih medali perunggu, Soni dijanjikan bonus dari KONI Pusat sebesar Rp 250 juta. Sedangkan pasangan ganda Flandy Limpele/Eng Hian, yang sehari sebelumnya juga merebut perunggu, bakal mendapat bonus Rp 375 juta atau Rp 187,5 juta per orang. firman atmakusuma (athena)
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Meksiko Mengajukan Diri sebagai Tuan Rumah Olimpiade 2036

25 Maret 2023

Cincin Olimpiade digambarkan di depan The Olympic House, markas Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada pembukaan rapat dewan eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC), di Lausanne, Swiss 8 September 2022.Laurent Gillieron/Pool melalui REUTERS
Meksiko Mengajukan Diri sebagai Tuan Rumah Olimpiade 2036

Komisi Olahraga Nasional Meksiko menyatakan, secara ekonomi, negara itu tak layak menjadi tuan rumah Olimpiade 2036.


41 Tahun Taufik Hidayat, Peduli Regenerasi Pemain Bulu Tangkis

10 Agustus 2022

Taufik Hidayat saat bertanding di Olimpiade london 2012 (31/7). AP/Andres Leighton
41 Tahun Taufik Hidayat, Peduli Regenerasi Pemain Bulu Tangkis

Taufik Hidayat hari ini berulang tahun ke-41. Ini penggalan perjalannya sebagai mantan atlet bulu tangkis nomor wahid di Indonesia.


Taufik Hidayat Bilang Pernah Coba Disuap Malaysia, Begini Kata Lee Chong Wei

26 Agustus 2021

Taufik Hidayat. Tempo/Fikri Arigi
Taufik Hidayat Bilang Pernah Coba Disuap Malaysia, Begini Kata Lee Chong Wei

Taufik Hidayat mengaku pernah ditawari sejumlah uang untuk oleh ofisial Malaysia untuk mengalah dari Lee Chong Wei dalam Asian Games Doha tahun 2006.


Banyak Tikus di Kemenpora, Taufik Hidayat: Olahraga Susah Maju

12 Mei 2020

Taufik Hidayat. Tempo/Fikri Arigi
Banyak Tikus di Kemenpora, Taufik Hidayat: Olahraga Susah Maju

Taufik Hidayat berpendapat, olahraga Indonesia bisa maju salah satunya jika separo dari pegawai di Kementerian Pemuda dan Olahraga diganti semua.


Menjaga Tradisi Emas

1 Agustus 2008

Menjaga Tradisi Emas

Emas kali ini justru diharapkan datang dari nomor yang belum pernah meraih medali emas


Olimpiade Athena Bukti Kebangkitan Asia

30 Agustus 2004

Olimpiade Athena Bukti Kebangkitan Asia

Sampai tadi malam, AS masih memimpin perolehan medali dengan 35 emas, 38 perak, dan 29 perunggu. Tetapi, Cina yang menduduki peringkat kedua hanya tertinggal empat keping emas. Inilah prestasi terbaik Cina sepanjang sejarah.


Juana Wangsa Putri Menangis Setelah Tersingkir

27 Agustus 2004

Juana Wangsa Putri Menangis Setelah Tersingkir

Juana kalah tipis 2-3 dari taekwondoin Kolombia, Gladys Alicia Mora Romero.


Gagal di Tangan Paraguay, Irak Berharap Perunggu

26 Agustus 2004

Gagal di Tangan Paraguay, Irak Berharap Perunggu

Kini anak-anak asuh Adnan Hamd itu berharap pulang membawa medali perunggu di babak playoff menghadapi Italia.


Sutiyoso Beri Bonus Rumah Rp 2 Miliar untuk Taufik

25 Agustus 2004

Sutiyoso Beri Bonus Rumah Rp 2 Miliar untuk Taufik

Peraih medali emas Taufik Hidayat yang sudah pasti meraih bonus uang tunai Rp 1 miliar dari KONI Pusat, juga mendapat tambahan bonus berupa rumah senilai Rp 2 miliar dari Ketua Umum PB PBSI Sutiyoso.


Tak Ada Pejabat Sambut Pahlawan Olimpiade

24 Agustus 2004

Tak Ada Pejabat Sambut Pahlawan Olimpiade

Yang akan ada hanya upacara penyambutan sederhana dipimpin Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar dan dihadiri jajaran pengurus KONI serta pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI).