Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lagu Darah Juang Iringi Kepergian Pramoedya

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Lagu Darah Juang mengiringi prosesi pemakaman Pramoedya Ananta Toer. Lagu itu dinyanyikan oleh para pengagum Sang Pujangga yang terkenal dengan karya Tetralogi Bumi Manusia.Ambulan yang membawa jenazah Pramoedya tiba di TPU Karet Bivak pukul 14.30 WIB. Setelah itu ustadz dari Yayasan Bunga Kamboja yang bertugas di TPU tersebut membacakan doa, kemudian peti jenazah diturunkan. Tepat pada pukul 15.00 WIB, pusara mulai ditimbun tanah dan di atasnya ditebari bunga mawar. Koesalah Soebagyo Toer, adik Pram, memberikan kata-kata terakhir dengan suara lirih. Dia meminta doa untuk mengiringi kepergian Pramoedya. "Doakan semoga kepergiannya damai," ucap pria yang mengenakan baju coklat muda bermotif kotak-kotak yang dipadu dengan celana coklat.Beberapa tokoh yang turut menghadiri pemakaman Pramoedya, di antaranya Goenawan Muhammad, Eka Budianta, Oei Hay Djoen (yang pernah ditahan bersama Pramoedya di Pulau Buru), Ratna Sarumpaet dan Sholahuddin Wahid.Goenawan Muhammad menerima pesan pendek bahwa Pramoedya meninggal tadi malam saat berada di Surabaya. Namun, dia menerima kabar lagi yang mengatakan Pram belum meninggal. Dia mengaku mengenal karya Pramoedya sejak kecil. Beberapa karya Pram yang paling disukainya, Cerita dari Blora, Bukan Pasar Malam dan Perburuan. "Saya mengagumi sikapnya yang gagah berani," kata Goenawan usai acara pemakaman.Mengenai hasil karya Pram yang terkesan belum dihargai pemerintah, Goenawan menanggapi, "pengarang dihargai bukan dari pemerintah, tapi dari pembacanya."Nieke
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Jalan Panjang Bumi Manusia Menuju Layar Lebar

1 Juni 2018

Anak Pram, Astuti Ananta Toer (kiri) menyerahkan novel Bumi Manusia karya ayahnya kepada Produser Falcon Pictures, Frederica di Studio Alam Gamplong, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Kamis, 24 Mei 2018 malam. TEMPO/Pito Agustin
Jalan Panjang Bumi Manusia Menuju Layar Lebar

Beberapa nama sutradara timbul tenggelam untuk mengarap proyek besar film Bumi Manusia yang diangkat dari roman karya Pramudya Ananta Toer


Happy Salma Ungkap Kenangan Bersama Pramudya Ananta Toer

19 April 2018

Happy Salma cantik dengan kebaya modern. Instagram
Happy Salma Ungkap Kenangan Bersama Pramudya Ananta Toer

Menurut Happy Salma, Pramudya Ananta Toer sebut dirinya tidak cantik namun mengesankan


Buku Dunia Samin Karya Soesilo Toer Terbit, Ini Resensinya

30 April 2017

Buku Dunia Samin. Bukalapak.com
Buku Dunia Samin Karya Soesilo Toer Terbit, Ini Resensinya

Soesilo Toer menulis buku Dunia Samin.


Jokowi Undercover, Polisi Dalami Keterangan Adik Pramoedya  

8 Januari 2017

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul memberikan keterangan pers terkait persiapan kepolisian menjelang eksekusi mati jilid III, di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, 28 Juli 2016. Tempo/Rezki Alvionitasari.
Jokowi Undercover, Polisi Dalami Keterangan Adik Pramoedya  

Adik Pramoedya Ananta Toer, Soesilo Toer, mengaku pernah diminta penulis Jokowi Undercover, Bambang Tri Mulyono, menjadi saksi meringankan.


Adik Pramoedya, Koesalah Toer, Meninggal di Depok

16 Maret 2016

Koesalah Soebagyo Toer, pengarang dan penterjemah, dengan koleksi bukunya, di kediamannya, di kawasan Depok, Jawa Barat, 16 Maret 2007. (Dok. TEMPO/Ayu Ambong)
Adik Pramoedya, Koesalah Toer, Meninggal di Depok

Tanda-tanda sakit pada Koesalah tidak terlihat, karena dia selalu menjalani hari-hari dengan penuh semangat.


Kisah Ben Anderson Mengagumi Pramoedya Ananta Toer

21 Desember 2015

Salah satu perwakilan dari Ormas Islam membaca tahlil dan doa di depan  peti jenazah Benedict Richard O'Gorman Anderson saat prosesi tutup peti di Yayasan Rumah duka Adi Jasa, Surabaya, Jawa Timur, 18 Desember 2015. Jenazah Ben Anderson akan dikremasi. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Kisah Ben Anderson Mengagumi Pramoedya Ananta Toer

Ben Anderson adalah profesor dari Universitas Cornell, Amerika Serikat yang ikut mewarnai pemikiran dunia tentang Indonesia.


Koesalah Toer Terima Penghargaan dari Kampus Rusia  

31 Januari 2015

Koesalah Soebagyo Toer, pengarang dan penterjemah, dengan koleksi bukunya, di kediamannya, di kawasan Depok, Jawa Barat, 16 Maret 2007. (Dok. TEMPO/Ayu Ambong)
Koesalah Toer Terima Penghargaan dari Kampus Rusia  

Koesalah adalah adik kandung sastrawan Pramoedya Ananta Toer.


Novel Pramoedya Jadi Tema Ubud Writers 2012

22 September 2012

Pameran lukisan dalam rangka mengenang Pramoedya Ananta Toer di Goethe Hous, Jakarta beberapa waktu silam. TEMPO/Tri Handiyatno
Novel Pramoedya Jadi Tema Ubud Writers 2012

Dalam acara Ubud Writers Festival juga diisi makan siang dengan Dr. Jose Ramos-Horta dan menghabiskan sore hari bersama Nick Cave.


Pramoedya Dimakamkan di TPU Karet

30 April 2006

Pramoedya Dimakamkan di TPU Karet

Sastrawan kondang Pramoedya Ananta Toer meninggal pagi ini sekitar pukul 08.55 di kediamannya, Jl Multikarya II No. 26 Utan Kayu, Jakarta Timur.