Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Lembaga swadaya masyrakat Goverment Watch mengadukan Bupati Simalungun, Sumatera Utara, Teuku Zulkarnain Damanik, ke Kepolisian Daerah Metro Jaya, Rabu siang tadi. Lembaga ini menuduh Damanik memalsukan ijazah SMP.Sekretaris Eksekutif II GoWa, Andi Sahputra, mengatakan Damanik memang sempat tercatat sebagai siswa di SMP 22 Jakarta Barat yang berlokasi tepat di seberang Stasiun Kota. "Tapi sekolah tak punya keterangan apakah dia lulus atau tidak dari sana," kata Andi sambil menunjukkan salinan surat keterangan kepala sekolah D Subagjo bertanggal 4 Juli.Dalam salinan itu Subagjo mengatakan Damanik tercatat masuk ke SMP 22 pada 1 Agustus 1959 kelas 1-D dengan nomor induk 132, sesuai keterangan buku induk siswa. Dia tercatat sebagai siswa pindahan dari SMP 14 Menteng Kecil, Jakarta Pusat.GoWa juga menyertakan bukti ijazah kelulusan Damanik yang, kata Andi, memiliki kejanggalan. Lembar depan berisi pernyataan lulus tertanggal 10 Djoeli 1963. Di lembar belakang yang mencantumkan nilai-nilai Damanik, tanggal tertulis 10 Djuli. "Ejaannya tidak konsisten," kata Andi, menunjukkan salinan.Keanehan lain, kata Andi, adalah pasfoto di ijazah yang berukuran 4x6 sentimeter, sementara ketentuan di ijazah adalah berukuran 3x4 sentimeter. Ijazah itu berjudul Idjazah Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama bernomor 16419.Kuasa Hukum GoWa, Petrus Selestinus, mengadukan Damanik melanggar Pasal 263 tentang pemalsuan dan 266 tentang pemberian keterangan palsu.Secara terpisah, Damanik membantah dirinya tak lulus dari SMP 22 Jakarta Barat. "Saya punya fotokopi keterangannya, cek saja," kata dia melalui telepon. Dia mengaku lulus sekitar tahun 1962-63, namun tak ingat persis detil ijazah karena sudah berpuluh tahun lalu. Dia menduga ada motif politik di balik pengaduan GoWa. "Pasti, pasti. Gowa tak kenal saya," ujarnya.Damanik mengaku tak akan menggubris pengaduan GoWa, dan justru menganggap itu perkara murahan. "Apa GoWa mau sekalian periksa ijazah TK saya," katanya sambil tertawa. Pengaduan ijazah memang bukan yang pertama untuk Damanik. Ijazah SMA I Pontianak Damanik telah diadukan pula ke Mabes Polri atas tuduhan sama. "Saya belum dipanggil Bareskrim Polri," kata dia.Ibnu Rusydi
Iklan
