Pasukan Perdamaian Indonesia Berangkat Bulan Depan

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pasukan Perdamaian Indonesia Kontingen Garuda XXIII dipastikan berangkat menuju Libanon pada awal dan akhir November. Sebelumnya rencana keberangkatan pasukan perdamaian pada akhir Oktober ini. Juru bicara Markas Besar TNI Kolonel Ahmad Yani Basuki membenarkan perubahan jadwal itu. ”Tim advance berangkat pada 5 November, sedangkan main body pada 24 November," kata Yani saat dihubungi, Jumat (27/10).Yani mengatakan alasan UNIFIL memundurkan jadwal keberangkatan karena masalah teknis di Libanon, dan jadwal yang baru ini pun masih dimungkinkan berubah. ”Sangat tergantung keadaan di Libanon," ujarnya.Dihubungi terpisah, Juru Bicara Satuan Tugas Batalion Mekanis Mayor Irawadi juga membenarkan perubahan itu. "Dapat kabar dari New York minggu kemarin, pas Lebaran," katanya. Menurut Irawadi, dalam surat pemberitahuan itu, PBB telah memastikan jadwal keberangkatan pasukan perdamaian. "Kemarin, konfirm 90 persen," kata dia.Irawadi menjelaskan, mundurnya jadwal disebabkan divisi Movement Control dari Departement of Peace Keeping Operation yang bermarkas di New York harus melakukan tender penunjukkan kapal angkut yang akan membawa perlengkapan pasukan perdamaian ke Libanon. "Yang menang SS Wilson dari Amerika," ujarnya. Menurut Irawadi, kapal itu akan merapat di Pelabuhan Tanjung Priok pada 1 November mendatang, lalu memuat barang pada 2-3 November, dan berangkat menuju Libanon pada 4 November.Irawadi mengatakan, pada Kamis kemarin atase pertahanan Amerika Serikat telah melakukan pengukuran muatan yang akan dibawa oleh SS Wilson. Namun, ia menegaskan tidak ada maksud apapun dari Pemerintah Amerika Serikat dengan mengirimkan atase pertahanannya. "Karena kemarin yang menang (tender) adalah kapal Amerika," ujarnya.Untuk mengawal perlengkapan yang akan dikirim ke Libanon, Satuan Tugas Batalion Mekanis menugaskan dua perwira pertama dan empat anggotanya dari satuan kavaleri. "Kendaraan tempur yang dibawa perlu dipanasi karena akan menempuh perjalanan selama 20 hari. Akinya bisa soak," ujar Irawadi.Irawadi mengaku hingga kini belum ada kepastian lokasi penurunan pasukan. "Kira-kira seminggu setelah tim aju berangkat, baru ada hasil deployment," katanya. Tim aju yang akan berangkat 5 November itu, terdiri dari 125 personel dari Satuan Tugas dan 4 personel dari Mabes TNI.Tim yang dipimpin Wakil Komandan Satuan Tugas Letnan Kolonel M.S. Fadillah itu rencananya berangkat dari Lapangan Udara TNI Angkatan Udara Halim Perdana Kusuma dengan membawa beberapa kendaraan ringan dan truk untuk mempersiapkan pos komando sementara sebelum pasukan utama tiba di Libanon. Keberangkatan tim aju dan tim utama, ujar Irawadi, akan menggunakan pesawat yang telah disiapkan oleh divisi Movement Control, Departement of Peace Keeping Operation.Rieka Rahadiana