Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penguin Juga Menari di Iklim Tropis

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, WASHINGTON:Penguin kaisar (Emperor) ternyata bukanlah penguin terbesar. Sebab, 36 juta tahun silam, hidup penguin raksasa setinggi 1,5 meter. Icadyptes salasi, demikian nama ilmiah penguin purba itu, yang membuat semua penguin yang hidup sekarang ini tampak kerdil berdampingan dengannya. Yang lebih istimewa, sepupu jauh penguin penghuni es itu gemar berjemur karena tinggal di sepanjang pesisir pantai Peru yang beriklim hangat. Begitulah kesimpulan para ilmuwan, yang menemukan fosil burung besar ini di pesisir selatan Peru pada 2005. Tampang penguin purba itu agak berbeda dengan penguin modern penghuni planet bumi saat ini. Dalam laporan, yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences akhir Juni, digambarkan penguin itu memiliki tengkorak menonjol panjang dan paruh terulur memanjang mirip lembing. Satu dari dua fosil penguin purba yang ditemukan itu memiliki paruh sepanjang 17,8 sentimeter, berat hampir 60 kilogram, dan tinggi 1,52 meter. Bandingkan dengan 17 spesies penguin sekarang ini dengan berat dan tinggi bervariasi, mulai penguin biru kecil yang cuma 0,9 kilogram dan tinggi 40 sentimeter sampai penguin kaisar dengan bobot 38 kilogram dan tinggi 1,3 meter. Tinggi penguin purba itu satu kepala lebih tinggi daripada penguin kaisar, penguin tertinggi yang menjadi tokoh utama dalam film animasi "Happy Feet" tentang seekor penguin suka menari yang tinggal di samudra selatan yang dingin. Apalagi jika dibandingkan dengan penguin Peru sekarang ini, penguin Humboldt, yang tinggi maksimalnya 70 sentimeter dan berat 4 kilogram. Tubuh besar pada penguin dianggap sebagai bentuk adaptasi untuk mempertahankan panas tubuh, sehingga Mario Urbina dari National University of San Marco di Lima, Peru, kaget menemukan fosil itu. Apalagi penguin terbesar ketiga yang pernah ditemukan itu hidup di iklim tropis pada saat bumi lebih panas. Fosil tulang rangka dan dua tengkorak yang utuh itu memberikan petunjuk bahwa penguin tropis itu adalah penyelam andal di laut dalam. Dia juga jago menangkap ikan dengan paruh panjangnya dan bisa "terbang" keluar dari air dengan keanggunan setara penguin modern. Penemuan ini menggoyahkan gagasan bahwa penguin berkembang di belahan bumi mendekati kutub dan tidak berkelana mendekati ekuator sampai 10 juta tahun lalu setelah bumi semakin sejuk. Gagasan itu muncul karena bumi pada masa lalu jauh lebih panas dibanding sekarang. "Kita cenderung berpikir penguin adalah spesies yang beradaptasi dengan hawa dingin," kata ketua tim peneliti, Julia Clarke, paleontologis dari North Carolina State University dan North Carolina Museum of Natural Sciences. "Tapi fosil baru ini berasal dari satu periode terhangat dalam 65 juta tahun sejarah bumi. Bukti ini mengindikasikan penguin mencapai kawasan garis lintang rendah lebih cepat 30 juta tahun daripada perkiraan semula." Memang tak semua penguin modern beradaptasi untuk hidup di daerah bertemperatur dingin. Penguin Galapagos atau Afrika, misalnya, memilih perairan hangat--bukan dingin--di samudra selatan dan Antartika, seperti sebagian besar penguin lainnya. Namun, mereka tergolong pendatang baru jika dibandingkan dengan penguin raksasa yang baru ditemukan. Pendinginan global yang membuat Antartika diselimuti lapisan es baru pada 34 juta tahun lampau, hampir 2 juta tahun setelah Icadyptes salasi musnah. "Kami tak tahu bagaimana penguin besar ini mengatur panas tubuhnya di darat," kata Clarke. "Ada kemungkinan mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di air." Selain fosil penguin raksasa, Clarke dan timnya meneliti fosil penguin lainnya yang juga ditemukan di pasir pantai Peru. Spesies kedua ini, Perudyptes devriesi, tingginya kira-kira 76,2-91,4 sentimeter. Penguin ini diperkirakan sebagai salah satu spesies penguin tertua, hidup sekitar 42 juta tahun lalu. Berbeda dengan penguin modern, burung purba itu memiliki paruh yang runcing dan panjang. Perudyptes memiliki paruh yang luar biasa panjang dan mirip lembing, membantunya menelan mangsa besar dan mencapai tinggi yang melebihi rata-rata penguin modern. Paruh ini membuat kepala belakangnya lebih besar untuk menyokong rahang sepanjang itu. Ukuran dua penguin yang telah punah itu memberikan petunjuk bahwa ikan yang menjadi makanannya amat berlimpah, kata Steven Emslie, pakar burung (ornitologis) dari University of North Carolina, Wilmington. "Tubuh besar berkembang dengan sumber pangan yang konsisten," ujarnya. Fosil Perudyptes memiliki karakteristik yang mengindikasikan adanya transisi dari sayap menjadi sirip pengayuh. Otot sayap penguin raksasa itu lebih lemah ketimbang burung yang dapat terbang. "Bagian dari perubahan untuk memperoleh struktur mirip dayung adalah mengurangi otot sayap," kata Clarke.Berdasarkan studi distribusi geografis dan kekerabatan evolusioner penguin yang sudah punah lainnya, Clarke memperkirakan kedua spesies asal Peru itu adalah hasil penyebaran terpisah. Nenek moyang Perudyptes menghuni Antartika sebelum berangkat ke kawasan khatulistiwa dan Icadyptes berasal dari daerah dekat Selandia Baru. Namun, penemuan penguin yang suka iklim tropis itu bukan berarti penguin penghuni Antartika tak bakal terpengaruh oleh efek pemanasan global. Studi terbaru menunjukkan bahwa burung modern, termasuk penguin, sensitif terhadap perubahan temperatur sekecil apa pun. Bahkan penguin tropis Galapagos cenderung berenang di arus air yang lebih dingin di sekeliling pulaunya. "Spesies asal Peru ini adalah cabang awal dari pohon keluarga penguin dan terhitung sepupu jauh penguin yang ada sekarang," kata Clarke. "Apalagi pemanasan global saat ini terjadi dalam jangka waktu yang lebih singkat. Data dari fosil ini tak dapat digunakan untuk memperdebatkan bahwa pemanasan tak akan berdampak buruk pada penguin." l tjandra dewi | livescience | nature | cnn | penguin. cl
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

4 menit lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

Penulis Okky Madasari mengungkapkan duka atas kepergian sastrawan Joko Pinurbo


Hadapi Timnas U-23 Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Apa Kata Pelatih Uzbekistan?

11 menit lalu

Pelatih Timnas Uzbekistan U-23, Timur Kapadze. (the-afc.com)
Hadapi Timnas U-23 Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Apa Kata Pelatih Uzbekistan?

Pelatih Timnas Uzbekistan, Timur Kapadze, menyatakan para pemainnya siap menghadapi Timnas U-23 Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 2024.


Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

13 menit lalu

Museum of Islamic Art Qatar (Dok. Museum of Islamic Art)
Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

Dalam perjalanan sejarahnya, Qatar berkembang menjadi pusat seni dan budaya yang beragam.


Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

13 menit lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas


Mantap Maju Pilkada Depok 2024, Sekda Supian Suri Serahkan Formulir Bacawalkot ke PAN

13 menit lalu

Sekda Kota Depok Supian Suri usai menghadiri Rapat Paripurna Hari Jadi ke-24 Kota Depok di Gedung DPRD kota Depok, Jalan Boulevard GDC, Kecamatan Cilodong, Depok. TEMPO/Ricky Juliansyah
Mantap Maju Pilkada Depok 2024, Sekda Supian Suri Serahkan Formulir Bacawalkot ke PAN

Mantap maju Pilkada Depok 2024, Sekretaris Daerah Kota Depok Supian Suri menyerahkan formulir ke Pengurus DPD PAN Kota Depok di Rumah PAN Depok


Resep Membuat Anggur Smoothies untuk Jaga Kesehatan Liver

17 menit lalu

Ilustrasi buah angggur. Foto: Pixabay.com/Nickype11
Resep Membuat Anggur Smoothies untuk Jaga Kesehatan Liver

Anggur mengandung senyawa resvaratrol yang bisa cegah kerusakan sel liver dan meningkatkan antioksidan tubuh, intinya menjaga kesehatan liver.


Surya Paloh Soal Peluang PKS Ikut Merapat ke Prabowo: Pandangan Saya Baik

24 menit lalu

Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-jufri (kanan) bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kedua kanan), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kiri) dan mantan capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kedua kiri)  berfoto bersama saat milad ke-22 PKS di kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu 27 April 2024. Tasyakuran milad ke-22 PKS tersebut dihadiri sejumlah kader dan ketua umum partai politik. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Surya Paloh Soal Peluang PKS Ikut Merapat ke Prabowo: Pandangan Saya Baik

Ketua Umum NasDem Surya Paloh menanggapi kemungkinan jika PKS bergabung dengan Prabowo-Gibran.


Direktur LPDP: Peserta Bisa Daftar Beasiswa Prioritas sekaligus Non-prioritas

35 menit lalu

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
Direktur LPDP: Peserta Bisa Daftar Beasiswa Prioritas sekaligus Non-prioritas

Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso, mengatakan, peserta bisa mendaftar beasiswa prioritas sekaligus beasiswa non-prioritas.


60 Persen Lulusan BINUS SCHOOL Serpong diterima di Kampus Luar Negeri

46 menit lalu

60 Persen Lulusan BINUS SCHOOL Serpong diterima di Kampus Luar Negeri

BINUS SCHOOL Serpong, sekolah yang mengusung kurikulum Cambridge, mencatat lebih dari 60 alumni mereka di tahun 2024 ini diterima untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri.


Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

49 menit lalu

Mantan calon Presiden Anies Baswedan hadir dalam acara  Halal Bihalal di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan pada Sabtu, 27 April 2024. Tempo/Yohanes Maharso
Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

Anies Baswedan mengomentari peluang bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai menteri.