Razak (35), warga jalan Rajawali mengaku sudah tiga hari berkeliling dengan sepeda motor tidak menemukan elpiji kapasitas 12 kg. Saat menemukan agen di jalan Veteran No 382, juga kehabisan gas. Sudah empat pekan ini, keluarga Razak terpaksa memakai minyak tanah. Sehari butuh sekitar 2 liter, dengan harga pembelian Rp 2.800 - 3.000. Sementara dengan elpiji Rp 68 ribu itu dipakai lebih 20 hari. "Tidak apa-apa sih harga naik, tetapi barang ada, ini dah harga naik barang gak ada pula," keluh Razak.
Sulitnya memperoleh elpiji juga dikeluhkan pengecer, seperti kios milik Muis (41), di jalan Veteran No 382, sudah tiga hari tidak mendapat pasokan. Biasanya setiap dua hari pasokan datang. Alhasil, sebanyak 32 tabung ukuran 12 kg nampak terpajang kosong, hingga siang tadi tercatat 20 pembeli harus pulang dengan kecewa. Di tempat Muis ini elpiji 12 kg dijual Rp 68 ribu saat harga dari Pertamina Rp 63 ribu per tabung.
Kesulitan serupa diungkapkan Andi Basse (46), pengecer di jalan Singa, yang mengaku sudah sebulan ini pasokan sulit, kalaupun ada hanya dua tiga tabung seharinya, kurangnya pasokan mengakibatkan 36 tabungnya terpaksa terparkir. Saat Pertamina melepas harga elpiji Rp 63 ribu, dirinya sudah harus membeli Rp 68 ribu, sehingga dia melepas ke konsumen Rp 70-75 ribu. Pengecer di jalan Pabaeng-baeng juga mengaku sudah sepekan ini tidak menjual karena tidak adanya pasokan.
Penyalur gas elpiji, PT Arah Sejahtera, di jalan Bandang, milik Anwar Rauf membenarkan besarnya permintaan yang datang sejak dua pekan terakhir mencapai 200 persen. Sementara peningkatan permintaan pengecer yang terdaftar hanya meningkat 20 persen. Meningkatnya permintaan membuat Anwar minta Pertamina untuk melakukan penambahan. Saat ini pasokan yang diperoleh 400 hingga 500 tabung ukuran 12 kg per hari.
External relation Pertamina region VII, yang meliputi wilayah Maluku, Papua dan Sulawesi, Rosina Nurdin, mengaku saat ini stok masih cukup dan tidak ada pengurangan maupun keterlambatan. Untuk Sulawesi Selatan saja dipasok 1800 metrik ton (MT) tiap minggunya, sementara kebutuhan perhari hanya 170 MT, 60 persen diantaranya khusus untuk Makassar.
"Jika terjadi kelangkaan dipasar, maka disinyalir adanya pihak yang menyalahgunakan, terkait ini pihaknya juga telah menurunkan tim untuk penyelidikan, apalagi hari ini harga naik dari Rp 63 ribu menjadi Rp 68 ribu," jelas Rosina.
Tempo| Irmawati
Baca Juga: