Menurut Fahmi proyek itu diperkirakan akan membutuhkan dana sebesar US$ 500 juta. "Kami sudah beberapa kali pertemuan, diharapkan bisa mulai dibangun 2009 dan selesai 2013," ujar Fahmi.
Pendanaan akan dibebankan pada PLN, Pertamina, dan PGN. Namun Fahmi mengakui, hingga saat ini belum ada dana yang tersedia. "Belum ada, itu nanti bisa dari perbankan," katanya.
Direktur Pengembangan PGN Baskoro membenarkan pernyataan Fahmi. "Saat ini memang sudah jalan, tapi masih tahap pembicaraan," ujarnya. Namun Baskoro enggan berkomentar banyak mengenai rencana pembangunan itu. "Segala kebijakan nanti ditangan konsorsium," katanya pendek.
Produk dari proyek itu nantinya akan diprioritaskan untuk kebutuhan gas PLN. "Untuk menjaga keamanan pasokan kami, bukan hanya untuk pembangkit di Jawa, tapi seluruh Indonesia" ujar Fahmi.
Menurut Fahmi, pembangunan proyek itu tidak akan mengganggu kontrak pembangunan pipa gas. Saat ini, sebagian kebutuhan gas PLN dipenuhi dengan jalur pipa. "Kontrak yang berkaitan dengan perpipaan akan tetap kami teruskan," ujar Fahmi.
Namun, lanjutnya, konsorsium ini masih membutuhkan penampung untuk tambahan-tambahan yang diperlukan jika pemipaan kurang, berakhir, atau sumurnya sudah tidak berproduksi. “Makanya kami cari yang bukan pemipaan," papar Fahmi.
Saat ini, terdapat 13 pembangkit listrik yang menggunakan gas dengan kemampuan total 9.511 megawatt. Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan, beberapa pembangkit itu kekurangan 44,3 persen, atau 731 miliar British thermal unit (mbtu) dari total kebutuhan gas mereka yang sebesar 1.595 mbtu per hari.
Kondisi itu, jelas Purnomo, terjadi karena faktor keterbatasan infrastruktur, terutama pipa penghubung sumber gas ke pembangkit. Akibatnya, pasokan gas tersendat. "Pembangunan pipa gas butuh waktu lama," katanya saat dengar pendapat di komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (15/9) lalu.
Anggota Komisi Energi, Alvin Lie, mengaku heran dengan kesulitan pasokan gas itu. Pemerintah mampu membangun pembangkit namun tidak bisa memenuhi pasokan gas. "Seperti membangun dapur, tapi nggak bisa beli bahan makanannya," ujarnya. Alvin mempertanyakan kelemahan pemerintah dalam perencanaan pembangunan pembangkit yang tidak disertai kelengkapan infrastruktur.
Agung Sedayu/ Agoeng Wijaya