TEMPO Interaktif, Jakarta: Bank Indonesia menurunkan suku bunga overnight Repo Rate dari semula BI Rate plus 300 basis poin menjadi BI Rate plus 100 bp atau turun 200 bp.
Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, Dyah N.K. Makhijani mengatakan BI juga menyesuaikan FASBI Rate dari semula BI Rate minus 200 bp menjadi BI Rate minus 100 bp.
"Penurunan itu membuat koridor suku bunga overnight akan simetris dengan BI Rate plus minus 100 bp. Penyesuaian ini berlaku efektif sejak 16 September 2008," kata Dyah dalam pengumuman yang dipublikasikan BI hari ini.
Dia menjelaskan bahwa Penurunan suku bunga overnight itu karena dorongan perkembangan pasar keuangan global yang terjadi belakangan ini. Kebijakan itu juga untuk menjaga kecukupan likuiditas di industri perbankan dengan tetap menjaga efektifitas kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi.
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Video Pilihan
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
25 menit lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.
Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025
5 jam lalu
Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.
Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat
5 jam lalu
Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat
Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.
Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan
18 jam lalu
Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan
BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia
20 jam lalu
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga
1 hari lalu
Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga
Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.
Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah
1 hari lalu
Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.
Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025
1 hari lalu
Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025
Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).
BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global
1 hari lalu
BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global
Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).
BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah
1 hari lalu
BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah
BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?