Kapal itu berangkat dari Pasar Arumbai, Ambon, menuju Pulau Kelang, Kecamatam Waisala, Seram Bagian Barat, Maluku, pada Jumat siang (26/9). Kapal motor yang terbuat dari kayu itu, berdaya angkut 10 ton lebih itu, membawa sekitar 70 penumpang dari Pasar Arumbai sekitar pukul 11.00 wit dan terbakar sekitar pukul 12.00 wit.
Ketika berada di depan Desa Alang, Ambon, tiba-tiba asap keluar dari kamar mesin. Asap itu membuat para penumpang panik dan membuat sebagian penumpang menyelamatkan diri dengan cara melompat ke laut. Saat melompat kelaut itulah, perempuan dan anak-anak tewas tenggelan.
Idrus, 31 tahun, salah seorang penumpang yang selamat dan terbakar jari tangan kanannya itu mengatakan, ia sempat melompat ke laut tapi kembali ke atas kapal untuk menyelamatkan Rizal, 7 tahun, anak sulung La Idrus. Saat itulah, jari tangan kanan kanannya terbakar saat menolong anaknya yang terbakar sekujur tubuhnya itu.
Tak berapa lama kapal mengepulkan asap tebal, warga Desa Alang, yang seamuanya beraga Kristen, datang menolong para penumpang yang mudik untuk berlebaran itu, dengan mempergunakan sampan. "Orang Alang datang bantu katong sampe bisa salamat," kata La Idrus dalam bahasa Ambon. (artinya : Warga Desa Alang yang datang memberikan bantuan sehingga kami selamat).
Menurut La Idrus, ia bersama penumpang lainnya akan kembali ke Desa Tiang Bendera, di Pulau Kelang, untuk berlebaran. Korban selamat lainnya, Wa Juliani, istri pemilik kapal motor, yang kembali ke Pulau Kelang bersama keempat anaknya. Seorang diantaranya tewas sedangkan tiga lainnya luka terbakar pada lenagan dan wajah.
Wa Juliani sendiri, tidak apa-apa. Wa Juliani hanya bisa meratapi anaknya yang terbaring di RSU Al fatah, Ambon.
Ketujuh penumpang yang tewas itu masing-masing Wa Enu, 59 tahun, Wa Ani, 55 tahun, Wa Asih, 13 tahun, La Firlaun, 4 tahun, Wa ida, 70 tahun, Wa Fitri, 7 tahun, dan La Riski, 4 tahun. Ketujuh orang yang tewas ini semuanya dilarikan ke RSUD Haulussy, Ambon.
Sedangkan yang mengalami luka-luka terbakar yang dirawat di Rumah Sakit Al Fatah, Ambon, yakni, La Ode Rizal, 7 tahun, La Idrus, 31 tahun, Fitri, 18 tahun, dan Dian, 9 tahun, mengalami luka bakar pada lengan, kaki, tangan dan wajah. Korban luka lainnya saat ini juga dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Haulussy, Kudamati, Ambon.
Pihak Administratur Pelabuhan (Adpel) Ambon, yang dihubungi via telepon, seakan melakukan gerakan tutup mulut. Baik Kepala Adpel Ambon Abraham J. Lesnussa maupun Karim Tuanaya, yang dihubungi via telepon selularnya, tidak mau mengangkat teleponnya.
Salah seorang petugas KPLP Ambon, yang datang ke RSU Al fatah, Ambon, untuk mencatat para korban luka-luka, yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, dari laporan yang diterima pihak KPLP Ambon, terdapat sekitar 70 penumpang yang ada di kapal kayu berukuran panjang sekaitar 20 meter dan lebar sekitar 2,5 meter itu. dari 70 penumpang yang ada, tujuh orang meninggal dunia, dua orang belum ditemukan dan 63 lainnya selamat.
MOCHTAR TOUWE