TEMPO Interaktif, Jakarta: Para importir daging tak berani mengambil persediaan daging dalam jangka panjang dan jumlah lebih besar daripada biasanya. Alasannya tidak ada kepastian harga dari negara eksportir.
Ketua Asosiasi Pengusaha Impor Daging Indonesia (Aspidi) Thomas Sembiring mengatakan saat ini pengaruh krisis ekonomi global dan menguatnya dolar memang berpengaruh. Tetapi hal itu tidak secara otomatis menaikkan harga. Menurutnya kenaikan dolar belum tentu harga naik karena ada kaitan dengan permintaan daging dunia.
Para importir anggota Aspidi, kata Thomas, dalam menyediakan daging impor saat ini sangat hati-hati. "Sekarang ini tidak ada yang berani memprediksi atau spekulasi ambil banyak," ujar Thomas dihubungi Tempo, hari ini.
Thomas kemudian mencontohkan fluktuasi harga daging paha belakang sapi mulai dari US $4,7 per kilogram turun menjadi US$ 4 lalu turun lagi menjadi US$ 3,7. Dengan fluktuasi itu para importir ragu-ragu jika akan membeli dalam jumlah banyak dan jangka waktu panjang.
"Terpaksa belinya sedikit-sedikit, takutnya sekarang beli harga US$ 4 ternyata besoknya turun lagi," ujarnya.
DIAN YULIASTUTI