TEMPO Interaktif, BANDUNG:- Perusahaan pelat merah PDAM Kota Bandung mendapat penghapusan bunga dan denda atas hutan perusahaan itu pada Asian Development Bank. Jumlahnya, Rp 217 miliar atau dua kali lipat dari utang pokoknya yang Rp 106 miliar.
Menurut Direktur Utama PDAM Kota Bandung Jaja Sutardja, utang itu merupakan akumulasi dari pinjaman perusahaan itu sejak 1979. Diantaranya diperuntukkan membangun instalasi pengolah air kotor, pemasangan pipa, pembelian lahan 85 hektar untuk penampungan air kotor di Bojongsoang, Bandung.
"Mengelembung karena saat membayar sering telat sehingga akhirnya didenda. Jumlahnya diakumulasi, lebih besar dari utang pokok PDAM sendiri yang Rp 106 miliar" kata Jaja di Bandung, Selasa (25/11). Ia mengaku mendengar kabar penghapusan bunga dan denda itu melalui surat dari Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Mnurut Jaja, untuk membantu membayar hutang pokok itu, pemerintah Kota Bandung telah menganggarkan Rp 44 miliar. Anggaran ini telah diketok pada APBD Kota Bandung tahun 2009. “Sisanya kami akan membayar dengan mengangsur,” kata Jaja.
Ia menyakini, akan sanggup melunasi hutang itu dengan cara mengangsurnya dalam 3 tahun. Perusahaan air minum itu, punya kemampuan untuk mencicilnya hingga Rp 25 miliar setahun.
Layanan perusahaan itu, katanya, baru sanggup memasok air bersih untuk 63 persen warga Kota Bandung. Kesulitan yang kini dihadapi, paparnya, pada penyediaan air baku untuk layanan air bersih itu. Pasalnya, paparnya, perusahaan air minum menggantungkan 80 persen pasokan air bakunya dari kabupaten/kota di sekitarnya.
Kendati demikian, paparnya, pihaknya menargetkan untuk memasok air bersih untuk 80 persen penduduk Bandung pada 2012 nanti. “Itu sudah maksimal,” katanya.
Solusi yang tersisa untuk mendapatkan pasokan air baku itu, selain mendapatkan pasokan air dari wilayah yang lebih jauh semisal Subang dengan bantuan provinsi atau dengan mendaur ulang air kotor. Untuk yang pilihan daur ulang air kotor itu, dia belum yakin masyarakat bisa menerimanya. Sejumlah negara, lanjutnya, telah menggunakan teknologi daur ulang air kotor untuk memasok kebutuhan air bersihanya. Di antaranya, ialah Korea dan Cina.
Dalam kunjungan rombongan Pangeran Philippe di Jawa Barat, investor Belgia yang bergerak dibidang penyediaan air bersih sempat menjalankan pertemuan bisnis dengan perwakilan PDAM. Pengusaha Belgia menawarkan teknologi pengelolaan air yang lebih hemat. Namun, Jaja mengatakan, kendati membutuhkan, tapi persolaan bandung yang terbesar adalah penyediaan air baku untuk layanan air bersih bagi warga kota.
AHMAD FIKRI