Rizal mengatakan, pengkajian sedang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) dan perwakilan para sopir. Menurut dia, keterlibatan ketiga unsur jasa transportasi Balikpapan untuk menghindari permasalahan timbul kemudian hari.
Namun demikian, Rizal menilai seharusnya tarif angkutan juga ikut turun seiring turunnya harga solar dan premium menjadi Rp 4800 hingga Rp 5 ribu. Dia juga berharap penurunan tarif harus mempertimbangkan harga suku cadang kendaraan.
Sejumlah sopir angkot menolak menurunkan tarif angkot dari Rp 3.000 menjadi Rp 2.500. Dengan adanya penurunan harga BBM, mereka beralasan, tarif sekarang ini sudah sesuai dengan standar hidup Balikpapan.
Namun para pengguna jasa angkot menilai tarif angkot harus diturunkan. Sebabnya, banyak para supir yang suka meminta bayaran lebih besar disesuaikan jarak tempuh tujuan penumpang.
SG WIBISONO
: