TEMPO Interaktif, Majene: Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal yang tiba di Makassar semalam, berencana akan melakukan pemantauan proses pencarian korban KM Teratai Prima melalui udara dengan menggunakan pesawat Kasa P851. Pencarian melalui laut maupun penyisiran didaerah pesisir pantai akan tetap dilakukan meski cuaca, Selasa (13/1) pagi ini agak mendung.
Asintel Lantamal VI, Kolonel Laut (P) Jaka Santosa yang hubungi melalui telepon, Selasa (13/1), mengatakan pemantauan yang dilakukan Menteri Perhubungan melalui udara, juga akan didampingi oleh Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VI, Laksamana Pertama Ignatius Dadiek Surarto yang dipercayakan sebagai penanggungjawab pencarian korban tenggelamnya KM Teratai Prima.
Pencarian melalui laut ini akan dilakukan dengan menggunakan KAL Samalona yang akan berangkat melalui pelabuhan Parepare, KRI Untung Suropati diberangkatkan dari pelabuhan Palipi Majene, KRI Kakap dan KRI Hasan Basri. Satu lagi tambahan KRI Slamet Riadi yang berangkat dari Tarakan, kapal ini dilengkapi helikopter yang bisa digunakan untuk pencarian.
"Kapal-kapal KRI ini akan memusatkan pencarian di Teluk Mandar, diperkirakan didaerah ini arus memutar sehingga besar kemungkinannya akan ditemukan korban disana setelah kemarin juga ada banyak korban yang ditemukan disana," katanya.
Pencarian juga dilanjutkan oleh satu pleton pasukan marinir dengan menggunakan perahu karet dan penyisiran dipesisir pantai, mereka disebar disejumlah lokasi yakni di Pelabuhan Parepare, Pelabuhan Majene dan Pelabuhan Palipi Majene.
Saat ini kondisi cuaca di Majene dan sekitarnya terlihat mendung dan subuh sempat turun hujan, kondisi cuaca seperti ini kemungkinan akan menghalangi kelancaran proses pencarian, jika dibandingkan kemarin kondisi cuaca sangat cerah.
KM Teratai Prima rute Parepare-Samarinda yang berangkat Sabtu (10/1) sekitar pukul 17.45 Wita, tenggelam di Perairan Baturoro, Majene, Sulawesi Barat, Minggu (11/1) sekitar pukul 04.00 Wita setelah dihantam ombak tinggi yang mengakibatkan air masuk dan kapal terbalik. Kapal bertonase 747 Gross Ton (GT) ini mengangkut 250 penumpang ditambah 17 ABK dan nahkoda, jumlah penumpang ini belum termasuk anak-anak dan balita, karena tidak masuk dalam daftar manifes.
IRMAWATI