TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Perhubungan Djusman Syafii Djamal mengatakan ada sejumlah kejanggalan dalam kecelakaan Kapal Motor Teratai Prima di Perairan Majene, Sulawesi Barat. Sebanyak 103 nama tidak tercatat dalam daftar manifes kapal.
Selain itu, menurut Djusman, peralatan keselamatan tidak memadai yang dipasang oleh pemilik kapal. "Berdasarkan informasi bahkan tidak ada pemberitahuan tentang tata cara pakai alat tersebut," kata Djusman melaporkan.
Kejanggalan lain, kata Djamal, ditemukan kesalahan posedur manifes. Dari posko di Parepare ada 103 nama yang diakui pihak keluarga menjadi penumpak KM Teratai Prima. "Ternyata, saat dicek dalam catatan manifes tidak tercatat," katanya.
KM Teratai Prima juga diduga kelebihan muatan dengan saat diterpa badai makin membuat kapal tidak imbang. Dalam manifes tercatat 250 orang penumpang. Kapasitas angkut penumpang sebanyak 300 orang ditambah 300 ton kargo. "Verifikasi dari tujuh penumpang selamat menyebutkan kapal tidak penuh sesak," katanya.
Djusman mengatakan, Adminstratur Pelabuhan pare-pare dan Syahbandar juga telah memberi peringatan sebelum kapal diberangkatkan. Sebelum memberikan izin telah diberi peringatan tentang cuaca buruk. Kapal itu diberi isin untuk berlayar pukul 17.00. Karena ada peringatan kapal itu berangkat pukul 19.00 WIB dengan rute Parepare - Samarinda,. "Tapi nahkoda kapal membantah ada peringatan. Ini sedang diinvestigasi apakah ada kesalahan prosedur," katanya.
NININ DAMAYANTI