Stefanus menjelaskan, akhir bulan lalu PT PLN (Persero) Jawa Timur mengirimkan surat pemberitahuan pemadaman ke beberapa perusahaan. Dalam surat tersebut, PLN menyatakan akan mematikan listrik di perusahaan terkait selama tiga jam tiap minggunya pada bulan Februari hingga April. Alasan PLN, cadangan daya sistem kelistrikan Jawa-Bali sangat terbatas sehingga membutuhkan pengurangan beban sebesar 600 megawatt.
Menurut Stefanus, pemadaman tersebut sangat merugikan pemilik perusahaan. Tiga jam menghidupkan generator untuk pusat belanja diperkirakan akan menghabiskan ongkos Rp 25 juta. "Padahal PLN dulu pernah berjanji, tidak ada pemadaman lagi," ujarnya. Ia juga beranggapan PLN tak adil karena perusahaan selalu melakukan kewajibannya membayar listrik, namun PLN bisa seenaknya memadamkannya.
Saat dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Jack Purwono mengaku belum mendengar kabar tersebut. "Kalau dari segi kapasitas, seharusnya Jawa-Bali surplus lebih dari 1.000 megawatt," kata dia. Ia hanya menduga, mungkin ada beberapa mesin pembangkit yang rusak sehingga pemadaman harus terjadi.
Adapun Direktur PLN untuk Jawa Bali, Murtaqi Syamsuddin, tak bisa dihubungi untuk dimintai keterangan.
Sementara itu, tiga di antara perusahaan yang disurati adalah Plaza Tunjungan 1, Plaza Tunjungan 2, dan Hotel Sheraton. Plaza Tunjungan 1 akan dipadamkan listriknya pukul 18.00-21.00 hari Senin (2/2), Plaza Tunjungan 2 hari Rabu (4/2), sedangkan Hotel Sheraton hari Jumat (6/2).
BUNGA MANGGIASIH