TEMPO Interaktif, Jakarta: Si gendut Tony, bukan nama aslinya, adalah penggemar berat teh kemasan dengan aneka rasa buah. Hampir tiap hari bocah yang belum genap empat tahun itu menenggaknya. Kadang tak cukup satu kemasan sehari. Begitu habis satu, ia minta lagi. Kalau tak dituruti, ia akan menangis dan berteriak mengamuk. Terkadang ia mencarinya sendiri di lemari es.
Tahu anak sulungnya begitu doyan minuman itu, Vira--juga bukan nama aslinya--ibu Tony, hampir selalu menyediakannya di lemari es. Bibi Tony, Tuti, yang sehari-hari mengasuh keponakannya itu, kadang menolak memenuhi permintaan Tony. Ia tahu, minuman manis itu akan membuat keponakannya yang kini berat badannya 36 kilogram tersebut makin tambun.
Bibi dan paman Tony, yang kebanyakan juga bertubuh subur, juga melarang keponakan mereka minum teh dalam kemasan itu terlalu banyak. "Jangan sampai nanti baru 20 tahun sudah kena diabetes." Begitu alasan mereka.
Kekhawatiran paman dan bibi Tony benar. Minuman manis dalam kemasan memang bisa membuat tubuh tambun, mendatangkan diabetes, dan bahkan lebih fatal ketimbang itu. Saptawati Bardosono, ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan, jika tidak segera ditangani dengan baik, diabetes akan memicu komplikasi dengan gangguan fungsi ginjal.
Gangguan ginjal itu dapat terjadi sebagai salah satu komplikasi kerusakan pembuluh darah akibat tingginya kadar gula darah. Selain menyebabkan gangguan ginjal, diabetes berpeluang menyebabkan kebutaan dan luka yang sulit disembuhkan.
Dulu diabetes cenderung menyerang orang berusia lebih dari 40 tahun ke atas, tapi kini diabetes adalah pembunuh tergarang ketujuh. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, diabetes berpotensi menyerang mereka yang berusia produktif, yakni 20-40 tahun.
Sardi adalah salah satu dari mereka yang terkena diabetes di usia produktif. Usianya baru 32 tahun, tapi kadar gulanya lebih dari 200 mg/dl dari kadar gula normal 140 mg/dl setelah makan. Lelaki lajang ini bercerita, ketika masih remaja, dia suka sekali teh ekstramanis. Untuk segelas teh berukuran 250 mililiter, ia menambahkan gula sekitar tiga hingga empat sendok makan. Teh sangat manis itu ditenggaknya secara rutin tiga kali dalam sehari. "Untuk teman sarapan, makan siang, dan makan malam," tutur Sardi di Menteng, Jakarta Pusat.
Kebiasaan mengkonsumsi minuman dan makanan manis terus dilakukan Sardi hingga merantau ke Jakarta 10 tahun lalu. Di Jakarta, dia menunggui warung makan kakaknya. Bekerja di warung makan, ia serasa tinggal di gudang makanan dan minuman. Seperti ketika tinggal di Solo, ia meneruskan kesukaannya minum teh manis. Hanya, dulu ia minum teh seduh, sekarang ia beralih ke teh botol, tiga kali sehari.
Sepintas, keadaan Sardi menjadi lebih baik. Namun, itu justru tak terlalu menguntungkan kesehatannya. Menurut Saptawati, yang biasa dipanggil dengan sebutan Tati, perubahan gaya hidup, yang membuat orang mudah mengkonsumsi macam-macam jenis makanan, menyebabkan diabetes menyerang di usia produktif.
Orang akan mudah tergiur dan mendapatkan aneka makanan serta minuman cepat saji atau fast food maupun junk food. Makanan dan minuman yang manis, dengan kadar gula yang tinggi, seperti soft drink, permen, dan cokelat, adalah penyebab diabetes serta penyakit ginjal.
Gula biasanya dikonsumsi sebagai sumber kalori. Pada piramida makanan, gula bersama minyak dan garam sebaiknya dikonsumsi dalam porsi dan frekuensi yang paling sedikit dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Tidak dikonsumsi pun tidak jadi masalah. Sumber kalori bisa diganti oleh makanan berkalori lainnya, seperti nasi dan roti.
Diabetes, kata Tati, ditandai dengan kadar gula yang tinggi, melebihi batas normal. Tingginya kadar gula terjadi karena ketidakmampuan kelenjar pankreas di dalam tubuh dalam memproduksi hormon insulin. Hormon ini berfungsi menurunkan kadar gula darah dalam tubuh. Ketika orang banyak mengkonsumsi minuman atau makanan manis, tubuh akan membutuhkan lebih banyak hormon insulin untuk menurunkan kadar gula.
Pada awalnya tubuh masih bisa melakukan kompensasi dengan memproduksi hormon insulin lebih banyak. Namun, bila berlangsung terus-menerus dalam waktu lama, tubuh akan kekurangan insulin untuk mengimbangi kadar gula yang masuk melalui makanan dan minuman manis yang berlebihan. "Terjadilah diabetes, yang, kalau tidak ditangani dengan baik, akan menyebabkan terjadinya gangguan fungsi ginjal."
ERWIN DARIYANTO
Menghindari Diabetes
1. Mengendalikan berat badan agar tidak kegemukan.
2. Melakukan aktivitas fisik, banyak bermain dan olahraga.
3. Mengkonsumsi hidangan makanan yang terdiri atas bulir utuh, seperti kacang dan yang kaya kandungan serat, seperti buah dan sayuran.
4. Minimalkan konsumsi gula bersama minyak dan garam.
Setelah Terkena Diabetes
1. Atur makanan sesuai dengan jenis, jumlah, dan waktu makan.
2. Aktif berolahraga.
3. Mengkonsumsi banyak buah dan sayur.
4. Berkonsultasi ke dokter untuk menurunkan kadar gula darah dengan pemberian obat khusus.
Sumber: Saptawati Bardosono