Pernyataan Alvin ini menanggapi pernyataan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Sofyan Djalil tentang rencana pemerintah yang akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Fit and proper test ini digelar untuk menggantikan Direktur Pertamina Ari H. Soemarno.
Politikus asal Semarang ini menjelaskan, karena Pertamina merupakan perusahaan yang tidak politis maka orang yang akan mengendalikan haruslah orang-orang yang memiliki kapabilitas, profesional, dan mampu membawa BUMN ini ke arah yang lebih baik. Orang tersebut tidak harus berasal dari internal Pertamina.
Alvin setuju-setuju saja jika yang menjabat direktur utama Pertamina berasal dari kalangan luar. "Asal dia bisa beradaptasi secara cepat," katanya. Alvin juga menjelaskan, beberapa persoalan yang harus diselesaikan direktur Pertamina yang baru nanti.
Salah satunya adalah bisa membersihkan dominasi mafia minyak dan gas yang berkeliaran di BUMN tersebut. Alvin mencontohkan, adanya mafia itu bisa dilihat dari proyek-proyek di Pertamina yang tanpa tender terbuka. "Ini bagian dari praktik mafia-mafia sehingga tidak melaksanakan prinsip good corporate governance," kata politikus dari Partai Amanat Nasional ini.
Hingga kini, di kalangan Dewan belum ada yang pernah menyebutkan nama-nama calon terkuat untuk menduduki jabatan sebagai direktur Pertamina. "Itu terserah pemerintah," ujar Alvin.
Kabar pergantian Ari Soemarno mulai berembus sejak awal Januari lalu. Pemicunya adalah terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak di sejumlah daerah yang terjadi beberapa waktu silam.
ROFIUDDIN