"Saya pernah merasakan betapa sakitnya ketika ada oknum pejabat TNI dan Polri, ada kebijakan atau instruksi, yang mengganggu netralitas TNI/Polri. Itu terjadi pada pemilu 2004,” katanya saat memberikan pengarahan dalam rapat pimpinan TNI dan Polri di Istana Negara, Kamis (29/1). “Bukan organisasi, tetapi oknum.”
Ia mengatakan pada pemilu lalu ada forum komandan satuan di lingkungan TNI meminta anggotanya agar tidak memilih salah satu partai. Bahkan, lanjut Presiden, oknum itu juga menunjukkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai yang dimaksud. “Saya tahu pasti bukan kebijakan panglima TNI waktu itu,” katanya.
Yudhoyono menambahkan, ia mendengar ada perwira menengah di lingkungan Polri yang meminta calon presiden tertentu dipilih. Pernyataan itu bahkan disampaikan dalam fotum terbuka. “Itu terjadi 5 tahun lalu dan sudah lama saya maafkan. Karena itu (didorong faktor) keadaan barangkali. Barangkali tidak ada niat untuk melakukan itu,” katanya.
Ia menekankan netralitas bukan hanya harapan presiden dan panglima, tetapi juga harapan elit politik agar TNI dan Polri netral dalam pemilihan umum. “Paling tidak ada 38 ketua umum elit politik, jika ada kesempatan, berbicara seperti ini melalui saya. (Mereka) menyampaikan harapan agar TNI/Polri netral,” katanya.
Ninin Damayanti