TEMPO Interaktif, Jakarta: Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 50 basis poin menjadi 8,25 persen. Gubernur BI Boediono mengatakan keputusan itu diambil setelah mengevaluasi perkembangan situasi ekonomi dan keuangan dalam negeri dan luar negeri.
"Berbagai indikator mutakhir menunjukkan perkembangan ekonomi global ternyata lebih suram dari yang diperkirakan beberapa bulan yang lalu," kata Boediono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (4/2). Dia menjelaskan, dampak krisis keuangan global makin terasa di dalam negeri, terutama sektor-sektor yang terkait dengan perdagangan luar negeri (sektor tradables).
Sementara di sektor non-tradables perkembangannya relatif stabil. Pertumbuhan kredit perbankan dan besaran-besaran moneter menunjukkan perlambatan dari laju pertumbuhan yang tinggi dalam semester kedua 2008.
Menurut dia, tekanan inflasi terus mereda. Dalam dua bulan berturut-turut (Desember 2008 dan Januari 2009), indeks harga konsumen (IHK) mengalami penurunan. Sementara itu, cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2009 tercatat sebesar US$ 50,9 miliar (Rp 595 triliun) atau setara 5,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Indonesia.
Menurut Boediono, kondisi perbankan nasional sampai saat ini baik, seperti tercermin dari perkembangan rasiko kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) dan kredit macet (Non-Performing Loan/NPL) perbankan yang tetap pada batas-batas aman. Sementara itu, kondisi likuiditas perbankan, termasuk aliran likuiditas dalam pasar uang antarbank, mulai mengalami perbaikan dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu.
Baca Juga:
Bank Indonesia akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk makin memperkuat sektor perbankan Indonesia, termasuk pengelolaan likuiditas yang diperlukan dan penyempurnaan mekanisme dan sistem pengawasan bank.
EKO NOPIANSYAH