Ketua Koalisi Persampahan Nasional, Bagong Sunyoto, mengatakan jumlah produksi yang kecil itu karena mesin produksi sumbangan Departemen Pekerjaan Umum tidak layak. "Mesin itu sebenarnya bukan untuk mengelola sampah dalam skala besar," kata Bagong, kepada Tempo, Senin (9/2).
Bagong Sunyoto, salah satu anggota tim teknis pengolahan sampah menjadi kompos. Menurutnya, hasil produksi sampah menjadi kompos yang dimulai 13 November 2008 lalu, tidak mencapai target. Target proyek itu menyebutkan, hasil produksi bisa mencapai 25 ton kompos per hari. Tetapi, dalam realisasinya hanya 7 ton atau kurang dari 40 persen.
Beberapa mesin pendukung, kata Bagong, rusak pada usia dini. Di antaranya, satu unit mesin pencacah sampah, dan karet penghantar sampah ke dalam mesin telah kendor.
"Padahal, anggaran pengadaan teknologi pengolah sampah itu bernilai Rp 1,3 miliar," katanya. Masalah lain, lanjut Bagong, biaya operasional pekerja sehari-hari dipangkas dari Rp 500 juta menjadi Rp 250 juta.
HAMLUDDIN