Koordinator lapangan produksi kompos Bagong Sunyoto mengatakan pabrik sampah seluas 12x37 meter itu resmi ditutup tiga pekan lalu. "Gara-garanya, dana operasional dari pemerintah daerah tidak sesuai yang dialokasikan dalam Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah Kota Bekasi," kata Bagong, kepada Tempo, Rabu (4/2).
Anggaran tahun lalu terhitung sejak dibuka November 2008- Maret 2009, tidak semuanya dicairkan. Dari total dana operasional Rp 300 juta, hanya cair Rp 150 juta.
Dana itu, kata Bagong, habis untuk belanja bahan bakar mesin pengolah sampah, gaji harian tenaga kerja Rp 25 ribu per orang, dan gaji bulanan Rp 500 ribu per orang. "Hanya bertahan dua bulan lebih, tidak tahu sisa anggaran ke mana," kata Ketua Koalisi Persampahan Nasional itu.
Sementara untuk anggaran 2009, dana pengolahan yang dialokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bekasi sebesar Rp 700 juta. Tetapi dana itu belum cair.
Masalah lain, lanjut Bagong, satu unit mesin pencacah sampah bantuan Departemen Pekerjaan Umum telah rusak. Akibatnya, produksi sampah menjadi kompos tidak memenuhi target. Semestinya, 25 ton sampah diolah menjadi lima ton kompos per hari, tetapi yang berhasil diproduksi hanya 10 ton sampah menjadi 2 ton kompos per hari.
HAMLUDDIN