TEMPO Interaktif, Jakarta: Warga Pulau Seribu bagian utara menuntut agar pemerintah segera membangun jaringan kabel bawah laut agar warga dapat menikmati listrik.
"Kami berharap secepat mungkin. Pemerintah kabupaten pernah berjanji akan direalisasikan pada tahun (2009) ini," kata Samsul Bahri, warga Pulau Kelapa, kepada Tempo, Sabtu (25/4) malam.
Wilayah Kepulauan Seribu bagian utara belum terpasang saluran listrik dari PLN. Selama ini warga mengandalkan listrik yang dipasok oleh mesin-mesin genset diesel, eks milik Dinas Pertambangan. Pulau-pulau di utara tersebut antara lain Pulau Panggang, Pramuka, Kelapa, Karya, Harapan, dan Kelapa Dua.
Kondisi berbeda didapati di bagian selatan. Pulau-pulaunya -- antara lain Tidung, Untung Jawa, Pari, Lancang, dan Payung -- sudah dialiri listrik PLN lewat kabel bawah laut sejak 2008 lalu.
Menurut Samsul, hal tersebut menimbulkan kecemburuan sosial yang lahir di antara masyarakat Pulau Seribu. "Ibarat merdeka, mereka sudah merdeka, sementara kami masih dijajah," ujarnya.
Pasokan listrik dari genset diesel, kata Samsul, kerap kali bermasalah karena mesin membuutuhkan perawatan khusus. "Genset sering mati," ujarnya. Kondisi Pulau Seribu yang dilewati angin laut yang lembab juga menyebabkan kondisi genset semakin cepat rusak. "Sementara dana perawatan tidak ada," imbuhnya.
Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Pulau Seribu, Purwoto mengakui kondisi tersebut. Menurut dia, pihaknya sudah mengajukan usulan ke pemerintah propinsi DKI Jakarta untuk menyambung kabel listrik bawah laut agar belahan utara Pulau Seribu dapat menikmati listrik PLN.
"Kami sudah mengusulkan kepada Pemerintah DKI. Seharusnya masuk anggaran 2009 ini, tetapi anggaran itu tidak ada," kata dia.
Pemerintah kabupaten, kata Purwoto, akan tetap mengusulkan kembali anggaran untuk pembangunan jaringan kabel bawah laut tersebut. "Kami akan masukkan di anggaran 2010," kata dia.
TITO SIANIPAR