TEMPO Interaktif, Samarinda: Ratusan buruh Samarinda, Kalimantan Timur menggelar orasi ke kantor Gubernur Kalimantan Timur, Jumat (1/5) pada peringatan hari buruh sedunia (May Day). Buruh mengaku kecewa karena Gubernur Kalimantan Timur tak menemui mereka hingga aksi usai.
Menggunakan sound sistem mobil, secara bergantian para perwakilan buruh dan organisasi buruh berorasi di depan kantor gubernur. Dalam orasinya mereka mengecam hasil Pemilu Legislatif yang baru saja di gelar di Indonesia. Mereka menilai hasil pemilu tidak mnyelesaikan permasalahan buruh di Samarinda yang terus diancam pemutusan hubungan kerja dari perusahaan sektor perkayuan yang semakin lesu.
"Pemilu bukan solusi bagi kaum buruh," kata Pradarma Rupang, koordinator aksi. Dalam orasinya, para buruh meminta pemerintah daerah lebih peduli terhadap kesejahteraan buruh. Pemerintah diminta untuk memandirikan ekonomi bangsa tanpa harus bergantung dari kekutan ekonomi global seperti Amerika Serikat.
Akibat ketergantungan itu, dampak dari krisis global, buruh di Samarinda terkena dampaknya. Menurut Rupang, saat ini sedikitnya 3.000 buruh PT Sumalindo Lestari Jaya, Tbk perusahaan perkayuan Samarinda terancam pemutusan hubungan kerja.
Aksi ini berjalan tertib yang dijaga tiga puluhan polisi dari Satuan Dalmas Poltabes Samarinda. Selain itu, aksi ini juga dijaga Satuan Polisi Pamong Praja Kantor Gubernur Kalimantan Timur yang menghadang mereka di pintu gerbang.
Aksi yang dimulai sejak Jumat pagi tak mendapat respon dari pejabat Kantor Gubernur Kalimantan Timur. Demonstran mengaku kecewa karena Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak tak bisa menemui mereka.
FIRMAN HIDAYAT