“Sekarang (Rabu 06/05) saya langsung rapat. Saya bukan orang anti kritik atau tidak mau mendengar masukan dari orang lain. Saya justeru berterimakasih. Dengan masukan saya justeru bisa maju,” ungkap Tukul saat dihubungi di Jakarta, rabu (06/05).
Tak hanya itu, pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 45 tahun lalu ini, juga mengaku siap mengubah gaya lawakannya yang dinilai melanggar norma dan aturan. Hanya memang, Tukul menyebut, bahwa apa yang ia bawakan selama ini masih dalam batas-batas kesopanan dan etika.
“Ya mungkin batasan dan persepsi orang itu berbeda. Saya juga tidak pernah bermaksud melecehkan orang dan sebagainya, tapi bagi orang lain mungkin beda persepsinya. Tapi saya, berterimakasih dengan KPI dan masyarakat. Karena dengan adanya masukan ini, saya jadi lebih bisa instopeksi,” paparnya.
Tukul pun tidak merasa khawatir dengan adanya teguran tersebut dan acara kemungkinan dihentikan. Baginya, rezeki sudah ada yang mengatur. “Ya kalau memang bukan rezeki harus bagaimana. Saya hanya percaya, semuanya sudah ada yang mengatur. Pasrah saja,” ujar Tukul.
Seperti diketahui, KPI dalam sidang pleno yang digelar, Rabu (06/05) hari ini telah melayangkan teguran kepada acara yang dipandu oleh Tukul Arwana. Komisi itu tersebut menilai acara “Bukan Empat Mata” melanggar norma kesopanan dan kesusilaan.
Menurut Komisi ini, acara itu masih menampilkan dialog dan celetukan yang mengarah ke hal-hal yang berkaitan dengan seks. "Kami tidak melihat adanya perubahan pada program “Bukan Empat Mata” ini. Malah program ini semakin berani menampilkan hal-hal yang dulu sempat kami berikan teguran ketika masih bernama Empat Mata," ujar Nina Armando.
Menurut Nina, penilaian yang dilakukan lembaga itu, berdasar pemantauan langsung yang dilakukan oleh KPI Pusat sejak 1-29 Februari 2009 yang lalu. Dan dari pemantauan itu, ditetapkan ada tujuh program televisi di seluruh stasiun televisi swasta yang dianggap bermasalah.
Diantara program atau acara itu adalah, Big Movies (Global TV), Film lepas (Indosiar),Bodo Amat Ah (TPI), Lajang (ANTV), Cagur Naik Bajaj (ANTV), Dashyat (RCTI),dan Bukan Empat Mata (Trans 7).
ARIF ARIANTO