TEMPO Interaktif, Tangerang: Sebanyak 45 warga Ciangir Legok Tangerang diberangkatkan ke Bali. Mereka diajak studi banding masalah sampah di pulau Dewata itu atas biaya Pemerintah Daerah setempat terkait akan dijadikannya Ciangir sebagai Tempat Pengolahan Sampah Terpadu milik DKI Jakarta.
"Kami disuruh melihat langsung proses pengolahan sampah disana," ujar Kepala Desa Ciangir, Suherdi kepada Tempo dikantornya, Selasa (12/5).
Suherdi menuturkan, mereka berangkat ke Bali pada bulan April lalu. Sebanyak 45 orang warganya yang terdiri dari tokoh masyarakat dan pemerintah desa pergi melancong ke pulau wisata itu. "Gianyar dan Sanur tempat yang kami kunjungi," kata Suherdi.
Sekitar empat hari warga desa yang sebagian besar bekerja sebagai buruh tani itu melihat langsung proses pengolahan sampah di Bali. "Tapi gak ada yang menarik," ujar Muhammad Parta, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Ciangir yang turut dalam rombongan itu.
Asdin Priadi, mantan kepala desa setempat yang ikut ke Bali mengaku senang sekaligus bingung ketika berada di Bali. "Seneng aja bisa kesana, tapi sampai disana bingung mau ngapain," katanya polos.
Menurut Suherdi, kepergian mereka ke Bali untuk mempelajari dan melihat langsung proses pengolahan sampah disana sia-sia saja. "Apa yang mau dipelajari, wong disana cuma pengolahan sampah biasa, gak ada lebihnya," katanya.
Menurutnya, semestinya pemerintah mengajak mereka studi banding ke daerah yang berhasil mengolah sampah dengan teknologi canggih seperti yang akan diterapkan di desa mereka. Selain ke Bali, kata Suherdi, warga juga diajak berkunjung ke pabrik pembuat mesin pengolahan sampah di Kranggan, Pondok Gede.
JONIANSYAH